Berita Magelang : Korban KDRT Tuntut Keadilan

Korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) Sarah Norma Riski (24) mengadu ke kantor Suara Merdeka Biro Magelang, kemarin. Sarah menjadi korban pemukulan dari suaminya JF, seorang anggota polisi. Akibat kekerasan ini, Sarah mengalami sejumlah luka-luka di wajah. Di antaranya luka gores pada dahi kanan sepanjang 5 cm, memar dan lebam pada pipi kanan, memar dan lebam pada kelopak mata kanan dan kiri.

Dalam kesempatan ini, Sarah yang datang dengan disertai sejumlah ang­gota keluarganya membawa serta hasil visum et repertum yang ditandatangani dr Faridha Achmawati dan Direktur RSUD Muntilan dr Sasongko MKes.

Sarah mengaku mengalami kekerasan sebanyak lima kali selama menjalani kehidupan rumah tangga bersama suaminya Briptu JF. Kejadian pertama terjadi pada bulan Januari kemudian diulangi bulan Maret, tanggal 7 April, 22 Mei dan terakhir 30 Juni.
Kelima kasus KDRT tersebut terjadi di rumah mertua Sarah di Desa Kalibening, Kecamatan Dukun. "Kami masih tinggal bersama mertua. Mereka tahu saya dipukul namun tidak menolong saya," keluh Sarah sambil meneteskan air matanya.

Sarah sendiri sebenarnya belum lama membina rumah tangga dengan Briptu Jf. Kedua pasangan tersebut menikah pada tanggal 16 November 2010 dan sudah dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Faiq. Bayi tersebut kini berusia lima bulan.

Pemukulan ini membuat Sarah syok dan memutuskan pulang ke rumah orang tuanya di Dusun Kopen RT 02 RW 01, Desa Kaliabu, Kecamatan Salaman. Ia mengaku sudah mantap me­nggugat cerai suaminya ke Penga­dilan Agama Kota Mungkid.
"Proses perceraian sudah berjalan. Namun saya juga ingin menuntut keadilan atas kekerasan yang dilakukan suami saya. Saya minta tolong media ikut mengawal proses hukum suami saya. Saya menuntut keadilan yang seadil-adilnya," pinta dia sambil menunjukkan foto-foto dirinya yang ada bekas lukanya.
Menurut Widyo Cahyono, salah satu keluarga korban, pihaknya sudah melaporkan perbuatan Briptu JF ke Polres Magelang. Laporan polisi tersebut bernomor Np.Pol: LP/207/VIII/2011/­Jateng/Res MGL dan ditandatangani Kanit SPKT II Sukamto.

Proses Hukum

Laporan Sarah ini sudah ditindak lanjuti polisi dengan melakukan proses hukum. "Saya sudah laporkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Magelang. Tanggal 3 Oktober kemarin berkasnya sudah masuk ke kejaksaan," tutur Sarah.
Kepala PPA Polres Magelang Iptu Mardiyah mengakui bahwa proses hukum kasus KDRT Sarah ini sudah masuk ke kejaksaan. "Pelaku akan tetap menjalani proses hukum meski ia seorang anggota polisi," tegas dia.

Iptu Mardiyah menegaskan, Briptu JF terancam sanksi kedinasan atas kasus KDRT ini. Saat ini, kata dia, Briptu JF tengah menjalani proses pembinaan oleh petugas.
Terpisah, Ketua LSM Sahabat Perempuan Dani Saputri mengatakan, Sarah bersama sejumlah anggota keluarganya meminta bantuan pendampingan dalam menjalani kasus ini. Dani mengaku Sahabat Perempuan akan memberikan bantuan kepada Sarah selaku korban KDRT.

Bantuan yang akan diberikan bisa berupa trauma healing maupun pendampingan selama proses hukum berlangsung di pengadilan. "Sahabat Perempuan siap mendampingi korban. Ia akan kami perlakukan sama dengan korban kekerasan lainnya," tegas Dani ditemui di kantor Sahabat Perempuan di Desa Gulon, Kecamatan Salam.
Dani mengungkapkan, kasus KDRT seringkali terjadi akibat adanya ketidakadilan gender. Pihak laki-laki seringkali merasa lebih superior dibanding perempuan sehingga tega melakukan kekerasan meski terhadap istrinya sendiri.(MH Habib Shaleh-28)

Magelang Hari Ini : 12 Oktober 2011
-Pedagang Segel Kantor Pemasaran
-Segel Pasar Dibuka Lagi
-Massa Rusak Rumah Warga
-Korban KDRT Tuntut Keadilan
-Pengusaha Seluler Cabuli Gadis di Bawah Umur  
-Material Vulkanik Merapi Masih 90 Juta M3