Magelang - Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) menyiapkan sekitar 20 alat berat di sejumlah bantaran sungai yang berhulu di Gunung Merapi, untuk mengantisipasi banjir lahar dingin pada musim hujan ini.
"Ada 20-an alat berat yang kami siapkan untuk normalisasi sungai berhulu di Merapi. Alat berat tersebut adalah milik sejumlah BUMN yang bekerja sama dengan kami untuk normalisasi sungai," kata Kepala BBWSSO, Bambang Hargono di Magelang, Jumat (11/11).
Ia mengatakan hal tersebut, usai diskusi dengan tema antisipasi ancaman banjir lahar dingin Merapi yang diselenggarakan Forum Jurnalis Magelang.
Bambang mengatakan, dari sebanyak 244 sabo dam di sekitar Gunung Merapi terdapat 77 sabo dam rusak akibat diterjang banjir lahar sejak awal 2011.
Upaya mengantisipasi banjir lahar dingin pada musim hujan kali ini, katanya, BBWSSO terus melakukan normalisasi sejumlah sungai berhulu di Merapi, antara lain Sungai Gendol di Sleman, Pabelan, Putih dan Senowo di Kabupaten Magelang.
"Normalisasi ini penting untuk dilakukan agar aliran lahar tidak mengalir ke luar sungai," paparnya.
Di sisi lain, katanya, juga dilakukan penguatan sabo dam yang kondisinya rusak di sejumlah titik. Pada 2011, hanya bisa memperbaiki enam dari 11 sabo dam yang direncanakan. Tiga di antaranya menyelesaikan pembangunan yang tertunda saat erupsi Merapi pada 2010.
Ia mengemukakan, perbaikan sabo dam berdasarkan skala prioritas. Pertama mulai dari sabo dam yang paling bawah (jangkar) kemudian sabo dam yang menjadi jembatan dan irigasi warga.
Dalam diskusi tersebut juga hadir sebagai pembicara Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandriyo, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Eko Triyono, dan tokoh relawan Kabupaten Magelang, Muh Ali.
Peserta diskusi antara lain dari perwakilan relawan, sejumlah kepala desa di daerah aliran Sungai Putih, dan beberapa warga korban banjir lahar.
Subandriyo menuturkan, melihat morfologi Gunung Merapi pascaerupsi 2010, wilayah barat (Kabupaten Magelang) lebih aman jika erupsi terjadi lagi. Daerah yang perlu diwaspadai adalah wilayah selatan yakni Kabupaten Sleman.
Ia menjelaskan, untuk bencana sekunder berupa banjir lahar, wilayah barat dan selatan masih tetap menjadi ancaman.
"Sisa erupsi 2010, masih menumpuk di lereng-lereng sebelah barat dan selatan Gunung Merapi. Jadi warga yang tinggal di kedua wilayah tersebut tetap harus waspada," ujarnya.
Ia memperkirakan, masih terdapat sekitar 90 juta meter kubik material Merapi hasil erupsi 2010 menumpuk di lereng gunung tersebut. [TMA, Ant]
Magelang Hari Ini : 12 Oktober 2011
-Desa Sriwedari Baru Rasakan Sapi Qurban
-Gerbong Kereta Kebonpolo Akan Dijadikan Loket Karcis
-Kemunculan Ular Sendok Kacaukan Upacara Hari Pahlawan
-Jeruk Impor China Banjiri Magelang
-166 Jenderal TNI AD Pensiun
-TNI AD dapat Rp14 triliun pengadaan alutsista
-Bencana Lahar Merapi Mengancam, Dinkes Jateng Siapkan Logistik
-Banjir Lahar Kembali Melintas di Kali Putih
-Kawah Baru di Puncak Merapi Sebabkan Banjir Lahar Dingin
-Antisipasi Lahar Dingin, Puluhan Alat Berat Disiagakan
-77 Sabo Dam Merapi Rusak
Magelang Hari Ini : 12 Oktober 2011
-Desa Sriwedari Baru Rasakan Sapi Qurban
-Gerbong Kereta Kebonpolo Akan Dijadikan Loket Karcis
-Kemunculan Ular Sendok Kacaukan Upacara Hari Pahlawan
-Jeruk Impor China Banjiri Magelang
-166 Jenderal TNI AD Pensiun
-TNI AD dapat Rp14 triliun pengadaan alutsista
-Bencana Lahar Merapi Mengancam, Dinkes Jateng Siapkan Logistik
-Banjir Lahar Kembali Melintas di Kali Putih
-Kawah Baru di Puncak Merapi Sebabkan Banjir Lahar Dingin
-Antisipasi Lahar Dingin, Puluhan Alat Berat Disiagakan
-77 Sabo Dam Merapi Rusak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar