TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Monumen kereta api berupa satu buah gerbong kereta berusia 107 tahun yang berada di Sub Terminal Kebonpolo Kota Magelang sejak 1986, diangkut ke museum Kereta Api di Ambarawa, Rabu (9/11) sore sekitar pukul 16.30 WIB menggunakan truk trailer, dan tiba di Museum Kereta Api Ambarawa pada Kamis (10/11) pukul 05.00.
Kereta api ini dipindah ke Ambarawa karena selama berada di Magelang tidak memperoleh pemeliharaan yang berarti. Hal itu membuat kondisi gerbong kereta api memprihatinkan. Di bagian bawah kerusakan mencapai 30 persen, banyak yang berkarat dan komponen lepas. Sedangkan dibagian atas, kayu gerbong sudah keropos.
Gerbong kereta tua ini, dulunya digunakan untuk mengangkut penumpang jurusan Magelang-Yoyakarta.
Kepala Museum Kereta Api Ambarawa, Eko S Mulyanto kepada Tribun Jogja mengatakan, selain gerbong tua yang diangkut dari Magelang, berikutnya juga akan diangkut satu gerbong tua dari Kudus. "Selain dari Magelang, Gerbong juga akan diambil dari Kudus. Jadi nantinya kita mengambil dua gerbong yang tidak difungsikan dari dua daerah itu," katanya.
Eko mengatakan, gerbong-gerbong tersebut nantinya akan diperbaiki dan dimanfaatkan untuk untuk loket penjualan karcis masuk museum. "Nanti akan kita pasang di bagian depan dekat gerbang museum," ujarnya.
Sedangkan terkait kondisi gerbong tua yang sudah rusak. Eko menjelaskan, bahwa nantinya pada Bogie (konstruksi real dan rangka) tidak diganti, sedangkan pada dinding-dinding gerbong akan diganti yang baru dengan kayu jati. "Karena kalau melihat kondisinya yang sekarang sudah tidak mungkin untuk dipertahankan. Jadi nanti yang diganti hanya pada dinding dari kayu, atap gerbong, dan lantai gerbong. Sedangkan pada Bogie tidak," katanya.
Sebelumnya, secara terpisah, Manajer Program Konservasi non bangunan PT KAI, Esya Ibrahim mengatakan, akan melakukan restorasi gerbong tersebut dan ditempatkan di museum Ambarawa untuk kepentingan ilmu pengetahuan bagi masyarakat.
Ersya juga mengatakan, gerbong buatan Belanda dengan berat 25 ton ini termasuk cagar budaya, sehingga keberadaannya harus dilindungi. "Setelah sampai Ambrawa, gerbong itu akan dibangun ulang dengan membersihkan karat dan mengganti gerbong kayu dengan kayu jati yang baru," katanya.
Pemindahan gerbong kereta api ke museum Ambarawa ini didukung penuh oleh komunitas pecinta kereta api. Antara lain dari PJL 99 Solo, IRPS Jogjakarta, dan komunitas Kota Toea Magelang.
Bagus Priyana, koordinator Komunitas Pecinta Kota Toea Magelang menyambut baik baik langkah PT KAI dengan gerbong tersebut. Menurutnya sebagai salah satu benda cagar budaya, kondisi gerbong tersebut tidak terawat dan sangat memprihatinkan.
Gerbong itu merupakan bagian sejarah perkeretaapian di Magelang, hanya sayangnya tidak dirawat. "Kami menyambut baik gerbong ini dibawa PT KAI, nantinya pasti akan lebih terawat," harapnya.(*)
Magelang Hari Ini : 12 Oktober 2011
-Desa Sriwedari Baru Rasakan Sapi Qurban
-Gerbong Kereta Kebonpolo Akan Dijadikan Loket Karcis
-Kemunculan Ular Sendok Kacaukan Upacara Hari Pahlawan
-Jeruk Impor China Banjiri Magelang
-166 Jenderal TNI AD Pensiun
-TNI AD dapat Rp14 triliun pengadaan alutsista
-Bencana Lahar Merapi Mengancam, Dinkes Jateng Siapkan Logistik
-Banjir Lahar Kembali Melintas di Kali Putih
-Kawah Baru di Puncak Merapi Sebabkan Banjir Lahar Dingin
-Antisipasi Lahar Dingin, Puluhan Alat Berat Disiagakan
-77 Sabo Dam Merapi Rusak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar