-------------------------------------------------------------------------------------------
Real Smart ATM Machine
Full Otomatik, unik ! Dapatakan 2 x penjualan, setelah itu silahkan nganggur !!
Full Otomatik, unik ! Dapatakan 2 x penjualan, setelah itu silahkan nganggur !!
Sponsor
-------------------------------------------------------------------------------------------
MAGELANG, suaramerdeka.com - Jembatan Blaburan yang berada di perbatasan Magelang-Sleman mulai terancam banjir lahar dingin Kali Krasak. Aliran lahar menghantam bagian fondasi dan kaki jembatan sehingga terancam rusak. Jembatan ini berada di Dusun Blaburan, Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar.
Jembatan sepanjang 25 meter ini menjadi jalur utama masyarakat. Saat Jalan Raya Magelang-Yogya tertutup material lahar dingin, jembatan ini menjadi penyelamat lalu lintas Yogyakarta-Semarang.
Kepala Desa Bligo Aris Munandar mengungkapkan aliran lahar sedemikian besar karena Kali Krasak di bagian hilir merupakan gabungan dari Kali Krasak dan Kali Bebeng. Keduanya sama-sama membawa material dari Gunung Merapi.
Tumpukan material berupa pasir dan batu-batu besar menumpuk di sepanjang alur sungai. Sungai yang awalnya selebar 10 meter kini bertambah menjadi sekitar 30 meter dengan 'memakan' sekitar tujuh hektar lahan pertanian.
"Lahar mengalir zig zag sehingga menghantam langsung pondasi jembatan. Jika arus besar bisa melewati oprit jembatan. Ini yang sangat berbahaya karena bisa mengancam permukiman di sekitarnya," kata Aris ditemui di kantornya, Kamis (8/12).
Berdasarkan pantauan di lapangan, Jembatan Blaburan ini terdiri dari dua bagian yakni jembatan baru di sisi selatan dan jembatan lama di sisi selatan. Bagian yang kini dihantam lahar adalah pondasi jembatan lama.
Sekdes Bligo Safrudin mengungkapkan jika jembatan lama buatan Belanda itu ambruk maka akan bisa merusak jembatan baru karena letaknya berdekatan. "Yang kami takutkan jika pondasi jembatan lama ambruk dan menutup saluran, lahar bisa mengancam rumah warga," kata Safrudin.
Menurut Safrudin aliran lahar juga sudah bergeser sekitar 30 meter dari alur sungai semula. Lahar tidak lagi melewati jalur sungai melainkan persawahan warga sehingga kini makin dekat dengan permukiman. Kondisi ini diperparah dengan rusaknya sabodam dan groundsile yang menjadi penguat fondasi jembatan.
"Jika groundsile jebol maka otomatis material di atasnya akan hanyut sehingga jembatan akan menggantung. Desa kami bisa
mengalami longsor seperti di Karangasem," kata dia.
mengalami longsor seperti di Karangasem," kata dia.
Untuk mencegahnya, Pemdes Bligo berharap Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) dan pemkab Magelang untuk segera melakukan normalisasi dengan meluruskan alur Kali Krasak. Selain itu, bagian kanan dan kiri tebing sungai juga harus diperkuat dengan bronjong agar lahar tidak mengancam permukiman.
-------------------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar