MAGELANG, suaramerdeka.com - Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Joko SUdibyo mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar wajib latih penanganan banjir lahar dingin.
Wajib latih ini akan diikuti perwakilan dari 14 desa yang sangat terancam atau sudah menjadi korban banjir lahar dingin. Pelatihan akan dilakukan di RM Sari Nikmat, Salam mulai Senin (19/12) besok. Dalam pelatihan ini, setiap desa diminta mengirimkan empat relawan.
"BMKG akan memaparkan soal potensi dan perkiraan curah hujan, BPPTK ancaman banjir lahar dingin, dan BPBD sendiri mengenai manajemen penanggulangan bencana," kata Joko.
Mau uang gratis ? Klik Disini !
Menurut Joko sebenarnya ada 58 desa di tujuh kecamatan yang berpotensi terancam dampak banjir lahar. Adapun penduduk yang terancam mencapai 94.993 jiwa, yang terdiri dari 27.948 kepala keluarga, dan 27.917 rumah warga.
Ancaman ini beradal dari 10 sungai yang berhulu di kaki Gunung Merapi. Sungai tersebut berpotensi menjadi jalur banjir lahar dingin dalam skala variasi jika terjadi hujan deras di kawasan puncak Merapi. Kesepuluh sungai tersebut adalah Kali Krasak, Bebeng, Batang, Putih, Blongkeng, Lamat, Senowo, Trising, Apu, dan Pabelan.
Saat ini jumlah korban banjir lahar yang masih mengungsi 1.384 jiwa yang menghuni 381 huntara di Jumoyo (Salam), Mancasan (Salam), Tamanagung (Muntilan), Candi (Salam), Blongkeng (Ngluwar), dan Adikarto (Muntilan).
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar