--------------------------------------------------------------------------------------------
Ingin dapat uang gratis ? Klik Disini ! --------------------------------------------------------------------------------------------
MI/Tosiani/vg |
Hasilnya, diketahui deformasi masih stabil. Selain itu, energi kawah juga masih lemah.
"Belum ada perubahan signifikan terkait deformasi. Kalaupun ada, perubahan terjadi karena pengaruh cuaca," kata Hendra, di Pos Pengamatan Gunung Sindoro dan Sumbing, Desa Gentingsari, Kecamatan Bansari, Temanggung, Selasa (13/11).
Berdasarkan pengamatannya selama sepekan, kata Hendra, aktivitas kegempaan Sindoro masih fluktuatif. Namun, energi gempa masih terbilang kecil karena amplitudonya masih sekitar empat milimeter.
Energi kumulatif gunung itu juga mengalami kenaikan. Karena masih fluktuatif, status gunung itu masih level dua atau waspada.
Ia mengakui telah dua kali muncul gempa tremor. Namun, bukan kategori bahaya karena berasal dari embusan hasil tekanan uap air.
Kondisi ini berbeda dengan tremor di Gunung Merapi yang berasal dari gerakan magma, sehingga amat bahaya. Pada Sindoro saat ini magma masih di bawah.
Perubahan tampak pada bebatuan di kawasan puncak yang belakangan berwarna kekuningan. Menurut Hendra, fenomena itu akibat asap sulfur.
Gunung dengan ketinggian 3.151 meter dpl (di atas permukaan laut) ini, katanya, merupakan daerah geotermal, gunung dengan kadar air tinggi dan basah, sehingga tidak berbahaya. Sejarah letusan gunung ini juga lebih dominan dari uap. (TS/OL-10)
Tekait :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar