Medan, (Analisa). Anggota Komisi A DPRD Sumut, Mustofawiyah Sitompul dan Ahmad Ikyar Hasibuan meminta Kapolsek Salapian, Langkat, segera diganti.
Pasalnya, berdasarkan informasi masyarakat yang mereka terima, jajaran kepolisian di Kecamatan Salapian terkesan melakukan pembiaran terhadap permainan judi jenis toto gelap (togel) dan toto gelap Singapura (togas) di tengah-tengah masyarakat, hingga membuat sejumlah tokoh dan masyarakat merasa resah.
"Kita minta supaya Kapolseknya segera diganti. Selain itu, permainan dua jenis judi tersebut juga harus diberantas habis sebagaimana komitmen Kapoldasu saat mulai bertugas di daerah ini", kata dua anggota dewan tersebut ketika dihubungi secara terpisah di Medan, Minggu (18/12).
Dikatakan Mustofawiyah, sebagaimana informasi yang dia terima dari masyarakat, permainan judi togel dan togas yang terus marak di Kecamatan Salapian, Langkat, sebelumnya sudah banyak dikeluhkan masyarakat.
Karena tidak mendapat tanggapan serius dari aparat, sejumlah warga dan tokoh masyarakat Kecamatan Salapian akhirnya menyuarakannya melalui media massa hingga mendapat tanggapan serius dari anggota DPRD Sumut Daerah Pemilihan (Dapil) Binjai-Langkat Raudin Purba. Politisi PKS ini meminta agar Polres Asahan benar-benar serius memberantas permainan yang sudah meresahkan masyarakat tersebut.
Ternyata, yang disuarakan masyarakat ttersebut, benar adanya. Terbukti, jajaran Reskrim Polres Langkat yang turun ke lapangan, berhasil menangkap seorang tersangka bandar togas berinitial B (40), Selasa (13/12) jam 21.30 WIB, warga Pekan Tanjung Salapian, dengan barang bukti uang tunai Rp 49.000, 1 blok angka pasangan serta 1 pulpen.
"Ini yang membuat kita jadi bertanya, kok tidak jajaran Polsek Salapian yang menangkap, sementara sebelumnya tokoh dan sejumlah masyarakat Salapian sudah mengeluhkannya secara terbuka. Ada apa antara pengelola judi togel dan togas itu dengan jajaran Polsek Salapian. Kok musti anggota Reskrim Polres Langkat yang melakukan penangkapan", kata Mustofawiyah Sitompul.
"Apa pun alasannya, semua praktik judi di daerah ini harus diberantas aparat penegak hukum. Itu sudah ketentuan undang-undang. Maka itu, ketika masyarakat ada masyarakat menyuarakan kalau aparat penegak hukum terkesan melakukan pembiaran terhadap praktik perjudian di wilayah hukumnya, maka wajar kinerja dan komitmen pimpinan aparat hukum yang bersangkutan dipertanyakan, ada apa dia dengan pelaku judi tersebut", tegas Ahmad ikhyar secara terpisah.
Sebelumnya, mantan Kepala Desa yang juga tokoh masyarakat di Kecamatan Salapian , Mujuri Surbakti (70) telah memohonkan kepada aparat kepolisian di Kecamatan Salapian agar tegas menindak permainan judi togel dan togas bahkan perdaran narkoba yang marak di daerahnya. Sebab, atas maraknya penyakit masyarakat tersebut, dia sangat khawatir generasi muda penerus bangsa di sana jadi rusak.
"Bebasnya peredaran narkoba tersebut dibuktikan dengan adanya 2 orang warga Kecamatan Salapian dikirim ke "Lido" tempat rehabilitasi kesehatan negara di Sukabumi", jelas Mujuri Surbakti dalam pernyataannya.
Sementara kupon togel dan togas, lanjutnya, sudah sedemikian bebas dan luas diperjualbelikan, termasuk di kedai yang jaraknya hanya 50 meter dari Mapolsek Salapian. (msm)
"Kita minta supaya Kapolseknya segera diganti. Selain itu, permainan dua jenis judi tersebut juga harus diberantas habis sebagaimana komitmen Kapoldasu saat mulai bertugas di daerah ini", kata dua anggota dewan tersebut ketika dihubungi secara terpisah di Medan, Minggu (18/12).
Dikatakan Mustofawiyah, sebagaimana informasi yang dia terima dari masyarakat, permainan judi togel dan togas yang terus marak di Kecamatan Salapian, Langkat, sebelumnya sudah banyak dikeluhkan masyarakat.
Karena tidak mendapat tanggapan serius dari aparat, sejumlah warga dan tokoh masyarakat Kecamatan Salapian akhirnya menyuarakannya melalui media massa hingga mendapat tanggapan serius dari anggota DPRD Sumut Daerah Pemilihan (Dapil) Binjai-Langkat Raudin Purba. Politisi PKS ini meminta agar Polres Asahan benar-benar serius memberantas permainan yang sudah meresahkan masyarakat tersebut.
Ternyata, yang disuarakan masyarakat ttersebut, benar adanya. Terbukti, jajaran Reskrim Polres Langkat yang turun ke lapangan, berhasil menangkap seorang tersangka bandar togas berinitial B (40), Selasa (13/12) jam 21.30 WIB, warga Pekan Tanjung Salapian, dengan barang bukti uang tunai Rp 49.000, 1 blok angka pasangan serta 1 pulpen.
"Ini yang membuat kita jadi bertanya, kok tidak jajaran Polsek Salapian yang menangkap, sementara sebelumnya tokoh dan sejumlah masyarakat Salapian sudah mengeluhkannya secara terbuka. Ada apa antara pengelola judi togel dan togas itu dengan jajaran Polsek Salapian. Kok musti anggota Reskrim Polres Langkat yang melakukan penangkapan", kata Mustofawiyah Sitompul.
Mau uang gratis ? Klik Disini !
Atas dasar itulah, lanjut politisi Partai Demokrat ini, maka pihaknya meminta agar Kapolsek Salapian segera diganti. "Itu demi tegaknya hukum dan terciptanya keamanan dan kenyamanan masyarakat di sana," tegas Mustofawiyah."Apa pun alasannya, semua praktik judi di daerah ini harus diberantas aparat penegak hukum. Itu sudah ketentuan undang-undang. Maka itu, ketika masyarakat ada masyarakat menyuarakan kalau aparat penegak hukum terkesan melakukan pembiaran terhadap praktik perjudian di wilayah hukumnya, maka wajar kinerja dan komitmen pimpinan aparat hukum yang bersangkutan dipertanyakan, ada apa dia dengan pelaku judi tersebut", tegas Ahmad ikhyar secara terpisah.
Sebelumnya, mantan Kepala Desa yang juga tokoh masyarakat di Kecamatan Salapian , Mujuri Surbakti (70) telah memohonkan kepada aparat kepolisian di Kecamatan Salapian agar tegas menindak permainan judi togel dan togas bahkan perdaran narkoba yang marak di daerahnya. Sebab, atas maraknya penyakit masyarakat tersebut, dia sangat khawatir generasi muda penerus bangsa di sana jadi rusak.
"Bebasnya peredaran narkoba tersebut dibuktikan dengan adanya 2 orang warga Kecamatan Salapian dikirim ke "Lido" tempat rehabilitasi kesehatan negara di Sukabumi", jelas Mujuri Surbakti dalam pernyataannya.
Sementara kupon togel dan togas, lanjutnya, sudah sedemikian bebas dan luas diperjualbelikan, termasuk di kedai yang jaraknya hanya 50 meter dari Mapolsek Salapian. (msm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar