---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SEKOLAH DARURAT: Sebanyak 110 siswa SDN Blongkeng 1, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang disimulasikan belajar di sekolah darurat bantuan dari Unicef. (suaramerdeka.com/ MH Habib Saleh) |
MAGELANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang bersama Disdikpora Kabupaten Magelang mempersiapkan sekolah darurat untuk sekolah di bantaran Kali Putih. Sekolah darurat ini menggunakan tenda bantuan The United Nations Children's Fund (UNICEF).
Menurut Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Magelang Heri Prawoto ancaman banjir lahar hujan masih sangat besar mengingat volume material di lereng Gunung Merapi mencapai 100 juta kubik. Material tersebut bersifat lepas sehingga mudah tergerus oleh air hujan.
"Material ini mengancam 58 desa di tujuh kecamatan. Ada 10 sungai di Magelang yang berhulu di Merapi dan semuanya berpotensi menjadi jalur lahar. Kita persiapkan masyarakat untuk menghadapi ancaman lahar secara mandiri," kata dia.
Untuk itu, BPBD bekerja sama dengan relawan Brigana Desa Blongkeng, Pemdes Blongkeng, Puskesmas Ngluwar, dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) melakukan simulasi evakuasi siswa SD Negeri Blongkeng dan warga yang tinggal di sekitar bantaran Kali Putih.
Proses simulasi evakuasi ini berlangsung 'menegangkan.' Sebanyak 300 orang dievakuasi oleh para relawan. Siswa yang sakit dibawa dengan menggunakan tandu dan sebagian digendong oleh relawan.
Mereka selanjutnya ditempatkan di tenda UNICEF di Dusun Tegalwungu, Desa Blongkeng, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang. Tenda ini difungsikan sebagai sekolah darurat agar kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa tidak terganggu. Hal ini belajar dari pengalaman tahun lalu di mana KBM tidak bisa berjalan karena anak-anak ikut mengungsi bersama orang tua mereka.
Sejumlah guru kemudian melanjutkan pemberian materi pelajaran di dalam tenda tersebut. "Sekolah kami hanya semeter dari bibir Kali Putih. Satu bangunan kelas dan lapangan lompat jauh sudah longsor sehingga sangat rawan," ungkap Kepala Sekolah Dasar Negeri Blongkeng Maduri Spd.
Menurut Maduri simulasi evakuasi ini sangat bermanfaat bagi anak didiknya karena akan memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman pada saat banjir lahar. Tanpa menunggu relawan, para siswa diharapkan bisa melakukan penyelamatan secara mandiri jika kondisi genting.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
- Cara Mudah, Cepat Dan Tanpa Resiko Membuat Uang Secara Online, Ikutan Gabung yuk ! Klik Disini !
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
-LAKON 'PRABU WATU GUNUNG NGERAMAN'-Banyak Bangunan Lama Dimusnahkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar