MUNGKID-Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Syarif Hasan bertekad terus merevitalisasi pasar tradisional. Dengan anggaran Rp1 miliar setiap pasar, dia menargetkan 150 pasar dari 14 ribu pasar yang ada di Indonesia dapat direvitalisasi tahun ini.
”Kita akan dorong terus pertumbuhan ekonomi rakyat bawah dengan merevitalisasi pasar tradisional di seluruh Indonesia,” katanya usai meresmikan Pasar Diwak, penataan PKL, dan UKM Mart di Desa Jamus Kauman, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, kemarin (17/1). Hadir pada acara itu anggota DPR RI Tjatur Sapto Edi, Gubernur Jateng H Bibit Waluyo, dan Bupati Magelang Ir H Singgih Sanyoto.
Dikatakan, upaya revitalisasi pasar tradisional merupakan upaya pemerintah untuk menekan angka kemiskinan dengan memberikan perhatian besar pada infrastruktur untuk masyarakat bawah. ”Ini juga agar masyarakat lebih nyaman dalam berusaha,” tambahnya.
Kementerian Koperasi dan UKM juga mendorong pertumbuhan UKM Mart yang sudah dimulai sejak dua tahun lalu. Program ini menyasar segmen menengah ke atas sehingga tidak mematikan usaha kecil. Program ini juga dijalankan sebagai pendamping pasar tradisional yang selama ini dinilai belum tertata rapi, baik dari keamanan maupun kenyamanan bagi pembeli. ”UKM Mart diharapkan bisa menaungi para pelaku usaha mikro. Program ini untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia,” paparnya.
Dia berharap, dengan adanya tempat untuk menyalurkan hasil produksi pelaku usaha mikro dapat mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat. ”Kalau berproduksi tapi tidak ada pasar yang menyalurkannya kan susah. Begitu juga konsumennya yang datang ke pasar juga harus diberikan pelayanan dan kenyamanan yang tepat,” tegasnya.
Menurut Syarif Hasan, saat ini sudah ada 84 UKM Mart di 20 provinsi di Indonesia. Dia menolak bila UKM Mart dinilai sebagai bentuk perlawanan terhadap pasar modern karena masing-masing sudah memiliki segmen sendiri.
”Ini tidak mempengaruhi pasar modern maupun pasar tradisional karena segmennya berbeda. UKM Mart memiliki segmen kalangan menengah dan untuk di tingkat kabupaten. Itu lebih sebagai bentuk dorongan pada sektor ekonomi masyarakat. Jadi bukan perlawanan pada pasar modern yang sudah menjamur,” terangnya.
Ia menambahkan, para pelaku usaha mikro membutuhkan dorongan untuk mengembangkan usahanya. Maka apabila didorong secara akumulatif, kata dia, para pelaku ritel akan mampu mengembangkan hasil usahanya dengan baik. ”Untuk target di tahun 2012 ini sekitar 200 lebih,” tambahnya.
Sementara itu Gubernur Jateng Bibit Waluyo mengatakan, saat ini tercatat ada 1,2 juta UKM di Jateng, dari skala besar dan kecil. Apabila mereka dikelola dengan baik melalui UKM Mart, menurut Bibit, tentunya akan mampu mengangkat perekonomian pelaku usaha mikro.
Gubernur berharap agar pelaku UKM mau mengubah cara menjual barang dagangannya di pasar tradisional dengan menjaga kebersihan, ketertiban, dan kerapian. Apabila hal itu dilakukan, menurut dia, maka pedagang mendapatkan dua keuntungan. Selain bisa dikembangkan menjadi wisata pasar tradisional, juga untuk meningkatkan tambahan penghasilan.
”Kalau menjual juga harus bersih. Bersih bukan hanya dagangannya tapi juga pedagangnya. Kalau ingin giginya sehat ya gosok gigi biar bisa lebih maju dan modern. Jangan makan sirih,” tegasnya.
Sedangkan Bupati Singgih Sanyoto mengatakan, di Magelang saat ini terdapat 557 unit koperasi dan 167.792 pelaku UKM. Untuk UKM Mart terdapat di Kecamatan Bandongan.
Sumber : Radar Jogja
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara Mudah, Cepat Dan Tanpa Resiko Membuat Uang Secara Online, Ikutan Gabung yuk ! Klik Disini !
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar