ANTARA/M Agung Rajasa/bo |
BANDARLAMPUNG : Mayjen TNI (Purn) Saurip Kadi dan sejumlah pihak yang mengadu ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terkait kasus Mesuji dianggap sebagai provokator penjarah hutan dan pengacau Lampung. Tuduhan adanya pelanggaran HAM berat berupa pembantaian petani yang mereka sampaikan ke DPR beberapa waktu lalu adalah pembohongan publik.
Hal ini disampaikan sejumlah warga Mesuji asli yang berunjuk rasa mendatangi Kantor Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, Jumat (13/1). Dalam pernyataan sikapnya, massa menganggap tuduhan adanya pembantaian petani di Mesuji telah dimainkan sejumlah pihak untuk merongrong kepentingan nasional.
"Jangan jadikan kami korban kepentingan para pihak yang menjadikan kasus Mesuji untuk merongrong kepemimpinan nasional," ujar Mulkipli, tokoh adat Mesuji, dalam pernyataan sikapnya.
Dalam unjuk rasa ini, massa membawa foto-foto Saurip dan pengurus Megou Pak Wan Mauli. Mereka menuntut kedua orang tersbeut mempertanggungjawabkan pernyataannya di hadapan Komisi III DPR yang menuduh telah terjadi pembantaian 30 petani di Mesuji. Tuduhan itu mereka nilai sebagai sebuah kebohongan.
Sumber : MICOM
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara Mudah, Cepat Dan Tanpa Resiko Membuat Uang Secara Online, Ikutan Gabung yuk ! Klik Disini !
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar