BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Peliknya persoalan konflik Mesuji membuat sejumlah tokoh adat, warga asli Mesuji, angkat bicara. Mereka mengeluhkan tindakan oknum masyarakat pendatang yang mendompleng warga Mesuji, untuk merampas lahan hutan negara.
"Kami meminta para perambah ini segera ditertibkan, diusir dari Mesuji. Jika tidak, maka tidak tertutup kemungkinan itu akan memicu bentrok dengan kami, warga asli Mesuji," ujar Sumargo, Pengurus Majelis Penyimbang Adat Lampung (MPAL) marga Mesuji, Rabu (11/1/2012) di Bandar Lampung.
Seperti diketahui, pasca-santernya pemberitaan soal tragedi Mesuji menyusul isu adanya "pembantaian" petani di wilayah ini, kawasan Register 45, khususnya wilayah Tugu Roda diserbu ribuan warga pendatang.
Para penjarah hutan ini berasal dari sejumlah wilayah di luar Mesuji, antara lain Menggala Tulang Bawang, Lampung Timur, Lampung Tengah, dan Ogan Komering Ilir Sumsel.
Sejumlah pihak yang mengadu ke DPR RI akhir tahun lalu terkait konflik tanah di Mesuji, diketahui juga merupakan warga pendatang yang kebetulan menguasai tanah sengketa itu.
"Nama baik daerah kami jadi rusak. Orang-orang juga jadi takut datang ke Mesuji, karena telanjur mengganggap ini tempat pembantaian. Padahal, tidak sama sekali benar," ujar Agus Salim Harahap, tokoh Mesuji, Lampung, lainnya.
Sumber : Kompas
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara Mudah, Cepat Dan Tanpa Resiko Membuat Uang Secara Online, Ikutan Gabung yuk ! Klik Disini !
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar