BANDUNG - Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Dr Surono menyebut fenomena terang di puncak Merapi, Magelang bukan sebagai titik api diam.
Menurut dia, kemungkinan besar kondisi tersebut berasal dari partikel udara yang terbakar akibat panas yang berasal dari kawah. Terlebih saat ini tengah musim penghujan.
"Seperti nyala api lilin, partikel udara terbakar panas, apalagi suhunya ekstrem bisa 1000 derajat sehingga menjadi terang," katanya di sela-sela kolokium PVMBG di Bandung, Rabu (25/1).
Diingatkannya, Merapi pasca letusan hebat mempunyai sistem yang berbeda. Sistemnya sudah terbuka sehingga tidak lagi membentuk kubah lava sebagai proses dalam aktivitasnya.
Panas dari kawah, namun bukan dari magma segar atau lava, juga mudah keluar. Keyakinan Mbah Rono juga ditunjang catatan seismik Merapi yang tidak menunjukan aktivitas signifikan.
Dia berharap masyarakat tetap tenang menghadapi situasi tersebut. Di luar itu, dia lebih mengkhawatirkan potensi banjir lahar dingin selama musim penghujan. Material vulkanik di sejumlah sungai yang berhulu di Merapi masih tinggi.
"Tapi kondisinya dilematis, dengan sungai dan jurang yang penuh material vulkanik, efek letusan Merapi berikut, seperti jalan tol saja. Dikosongkan juga menjadi banjir lahar besar-besaran," tandasnya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
- Cara Mudah, Cepat Dan Tanpa Resiko Membuat Uang Secara Online, Ikutan Gabung yuk ! Klik Disini !
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar