---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Borobudur, Jawa Tengah - Kemah budaya di
kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, 23 - 30 April dapat menumbuhkan
"kecerdasan kompleks" dalam mengapresiasi seni budaya Nusantara, kata
Direktur Lembaga Pendidikan Seni Nusantara Endo Suanda.
"Harapannya mampu menumbuhkembangkan `kecerdasan kompleks` dalam mengamati realitas di sekitarnya sehingga bisa mengapresiasi khasanah seni budaya nusantara secara utuh," katanya didampingi ketua panitia kegiatan itu Adi Nugroho di Borobudur, Jumat.
Sekitar 150 siswa dan guru dari delapan provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tengah mengikuti kemah budaya yang menjadi bagian dari agenda budaya bertajuk "Srawung Seni Segara Gunung" tersebut.
Kemah budaya itu antara lain berupa loka karya tentang batik, teater, tari, pembuatan instrumen musik bambu, pendataan audio visual seni budaya, dan debat siswa.
Ia mengemukakan, selama ini kesenian sebagai bidang yang menyendiri dan bertolak belakang dengan realitas kehidupan masyarakat, sedangkan dunia pendidikan tidak mengajarkan secara utuh terkait apresiasi terhadap seni dan budaya.
"Di sekolah ada seni rupa, musik, tari. Di masyarakat tidak ada pembedaan, tetapi hal itu kurang mampu diapresiasi. Seni juga bukan harus diterima sebagai emosional melainkan butuh kecerdasan karena kesenian terkait dengan realitas kehidupan," katanya.
Ia menjelaskan tentang sebutan "kecerdasan kompleks" yang menunjukkan bahwa suatu realitas terkait dengan nilai-nilai kehidupan yang lain sehingga harus dipahami secara plural.
"Pendidikan formal kita membawa anak kepada penyederhanaan kompleks, padahal sebenarnya harus diajarkan berbagai kebenaran, sehingga perlu ditumbuhkan `kecerdasan kompleks`. Kalau Candi Borobudur adalah kecerdasan masa lalu nenek moyang kita, lalu sekarang kecerdasan kita bagaimana sehingga bisa mengapresiasi dengan baik," katanya.
Ia menjelaskan, kemah budaya yang sekaligus dalam rangka 10 tahun LPSN itu mempertemukan peserta dengan berbagai karakter Bangsa Indonesia yang beragam latar belakang antara lain menyangkut sosial dan budaya.
Para peserta, katanya, saling berbagi dan mencerdaskan melalui, saling berkomunikasi, serta menjalin jejaring melalui pertemuan mereka.
"Harapannya mampu menumbuhkembangkan `kecerdasan kompleks` dalam mengamati realitas di sekitarnya sehingga bisa mengapresiasi khasanah seni budaya nusantara secara utuh," katanya didampingi ketua panitia kegiatan itu Adi Nugroho di Borobudur, Jumat.
Sekitar 150 siswa dan guru dari delapan provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tengah mengikuti kemah budaya yang menjadi bagian dari agenda budaya bertajuk "Srawung Seni Segara Gunung" tersebut.
Kemah budaya itu antara lain berupa loka karya tentang batik, teater, tari, pembuatan instrumen musik bambu, pendataan audio visual seni budaya, dan debat siswa.
Ia mengemukakan, selama ini kesenian sebagai bidang yang menyendiri dan bertolak belakang dengan realitas kehidupan masyarakat, sedangkan dunia pendidikan tidak mengajarkan secara utuh terkait apresiasi terhadap seni dan budaya.
"Di sekolah ada seni rupa, musik, tari. Di masyarakat tidak ada pembedaan, tetapi hal itu kurang mampu diapresiasi. Seni juga bukan harus diterima sebagai emosional melainkan butuh kecerdasan karena kesenian terkait dengan realitas kehidupan," katanya.
Ia menjelaskan tentang sebutan "kecerdasan kompleks" yang menunjukkan bahwa suatu realitas terkait dengan nilai-nilai kehidupan yang lain sehingga harus dipahami secara plural.
"Pendidikan formal kita membawa anak kepada penyederhanaan kompleks, padahal sebenarnya harus diajarkan berbagai kebenaran, sehingga perlu ditumbuhkan `kecerdasan kompleks`. Kalau Candi Borobudur adalah kecerdasan masa lalu nenek moyang kita, lalu sekarang kecerdasan kita bagaimana sehingga bisa mengapresiasi dengan baik," katanya.
Ia menjelaskan, kemah budaya yang sekaligus dalam rangka 10 tahun LPSN itu mempertemukan peserta dengan berbagai karakter Bangsa Indonesia yang beragam latar belakang antara lain menyangkut sosial dan budaya.
Para peserta, katanya, saling berbagi dan mencerdaskan melalui, saling berkomunikasi, serta menjalin jejaring melalui pertemuan mereka.
"Hasil
akhirnya bukan sekadar bagaimana membuat alat musik bambu atau bagaimana menari
atau main teater, tetapi selanjutnya mereka kembali ke daerah asalnya dan
berproses mengolah kekayaan budayanya untuk kepentingan pengembangan budaya
bangsa yang lebih luas," kata Endo yang juga etnomusikolog dan seniman
tari itu.
Adi mengatakan, kemah budaya yang dipusatkan di Pondok Tingal, sekitar 500 meter timur Candi Borobudur tersebut sebagai kegiatan ketiga yang diselenggarakan LPSN. Kegiatan pertama di Surabaya (Mei 2008), kedua di Mataram (Juli 2009), dan ketiga di Borobudur, Kabupaten Magelang (April 2012).
Hingga saat ini, aktivitas LPSN telah menjangkau 12 provinsi yakni Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Papua Barat.
"Selain akan mengunjungi kawasan Candi Borobudur, peserta direncanakan juga menggelar pentas kesenian," katanya.
Adi mengatakan, kemah budaya yang dipusatkan di Pondok Tingal, sekitar 500 meter timur Candi Borobudur tersebut sebagai kegiatan ketiga yang diselenggarakan LPSN. Kegiatan pertama di Surabaya (Mei 2008), kedua di Mataram (Juli 2009), dan ketiga di Borobudur, Kabupaten Magelang (April 2012).
Hingga saat ini, aktivitas LPSN telah menjangkau 12 provinsi yakni Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Papua Barat.
"Selain akan mengunjungi kawasan Candi Borobudur, peserta direncanakan juga menggelar pentas kesenian," katanya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar