---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MAGELANG – Para penambang pasir diminta menambang secara bertanggung jawab agar tidak merusak lingkungan. Mereka juga diminta tidak merusak tanggul penahan lahar, tebing sungai, maupun kawasan hutan. Hal ini dikarenakan menumpuknya material vulkanik di sepanjang alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo ketika meresmikan jembatan Srowol beberapa waktu lalu. ”Penambang pasir jangan sampai merusak lingkungan. Kalau pasir sudah habis ya berhenti. Jangan diambil lagi. Jika alam dirusak, masyarakat yang akan kena imbasnya,” kata Bibit.
Berdasarkan data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Jogjakarta, masih ada ratusan juta kubik material sisa erupsi Gunung Merapi.
Disebutkan untuk material di Kali Gendol 24 juta meter kubik, hulu Sungai Pabelan 20,8 juta meter kubik, hulu Kali Krasak 10,8 juta m3, dan hulu Kali Putih 8,2 juta m3. Sedangkan di Kali Trising 3,8 juta m3 dan Kali Senowo 4,4 juta. Adapun total muntahan erupsi Merapi 2010 diperkirakan antara 130 juta m3 sampai 150 juta m3.
Menurut pantauan Yoga Tri Subarkah, relawan Linang Sayang Comunication (LSC) dan Obar Abir, penambangan dengan alat berat masih dilakukan di alur Kali Senowo, Tringsing, Pabelan, Kali Putih, dan Bebeng serta Krasak.
”Untuk kawasan dangkal, penambangan mengurangi debit material sehingga bermanfaat untuk normalisasi sungai. Ini bisa menambah daya tampung sungai saat terjadi banjir lahar. Namun untuk titik-titik tertentu, penambangan mengandung risiko tinggi,” ujarnya.
Ada sejumlah penambangan alat berat yang membahayakan lingkungan karena dilakukan di sekitar tebing sungai yang tinggi. ”Di seputaran Krinjing kami lihat ada penambangan menggunakan alat berat yang akan memperparah kerusakan lingkungan. Di sana tebing cukup tinggi, penambangan alat berat dan manual mengeruk tebing sehingga rawan ambrol,” kata dia.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
-Gubernur Ajak Penambang Bertanggung Jawab
-Huntap Merapi Tak Layak Huni
-Jelang UN, IPNU Gelar Seminar Motivasi
-Putri Indonesia Pariwisata 2011 Akan Turut "Batik Karnival"
-RSJ Prof. Dr. Soerojo Rintis "Green Hospital"
-Tidak Disediakan Soal UN Cadangan
-Doa Bersama Jelang Ujian Nasional
-Jumlah Lansia di Magelang Terus Bertambah
-Kejari Sita Alat Peraga Pendidikan Sejumlah Sekolah
-Huntap Merapi Tak Layak Huni
-Jelang UN, IPNU Gelar Seminar Motivasi
-Putri Indonesia Pariwisata 2011 Akan Turut "Batik Karnival"
-RSJ Prof. Dr. Soerojo Rintis "Green Hospital"
-Tidak Disediakan Soal UN Cadangan
-Doa Bersama Jelang Ujian Nasional
-Jumlah Lansia di Magelang Terus Bertambah
-Kejari Sita Alat Peraga Pendidikan Sejumlah Sekolah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar