---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MAGELANG - Ribuan warga Kota Magelang pria maupun wanita, dari muda hingga tua tumpah ruah memenuhi alun-alun kota, Minggu (15/4). Mereka bergembira bersama merayakan puncak hari jadi ke-1106 Kota Magelang dengan agenda Sendratari “Dumadine Kutha Magelang” dan Grebeg Gethuk.
Panas menyengat tak menyurutkan semangat mereka ikut prosesi upacara berbahasa Jawa dengan khidmat. Upacara dipimpin (pandito upocoro) Camat Magelang Tengah Dra Sri Supriyanti MM dengan inspektur upacara (pangageng upocoro) Wali Kota Magelang Ir Sigit Widyonindito MT.
Dalam amanahnya, Sigit mengatakan, di usia yang semakin tua Kota Magelang terus berkembang dan maju. Program pembangunan sudah mulai terlihat hasilnya meski masih banyak juga pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. “Upacara ini sekaligus momen untuk kita bersama-sama mencanangkan kota kita tercinta sebagai Kota Sejuta Bunga. Saya harap masyarakat Kota Magelang medukung impian bersama ini,” ujarnya dalam bahasa Jawa.
Lebih kurang satu jam upacara, prosesi grebek gethuk dimulai. Diawali dengan penampilan berbagai kesenian, seperti tari kolosal “Laskar Tidar” oleh SMA N 2 Magelang, tari kolosal “Undhuk” oleh SMA N 4 Magelang, dan Orkes Klunthung Topeng Ireng oleh SMP N 4 Magelang. Ditampilkan juga Sendratari “Dumadhine Kutha Magelang” oleh MGMP Seni Budaya SMP se-Kota Magelang. Sebanyak 260 orang di bawah koordinasi Komunitas Alumni ISI Jogja-Solo Kota Magelang menceritakan sejarah berdirinya Kota Magelang.
“Banyak yang berbeda dalam peringatan kali ini dibanding tahun lalu. Misalnya, tidak ada arak-arakan kereta dan wali kota tidak berperan sebagai Ratu Dyah Balitung. Termasuk sendratari ini, baru pertama kalinya kita adakan,” kata Ketua Dewan Kesenian Kota Magelang, Bilung Sorowito.
Usai pentas, prosesi Grebeg Gethuk pun dimulai. Ini yang ditunggu-ditunggu ribuan warga. Sebanyak 17 gunungan palawaija mengawali prosesi yang mewakili 17 kelurahan yang ada. Selanjutnya, dua gunungan gethuk (pria dan wanita) seberat total 150 kilogram diusung petugas dari Sanggar Kokab Budaya Kota Magelang memasuki lapangan. Keduanya dikawal para prajurit yang diperankan Sanggar Roro Jonggrang Kota Magelang.
Setelah wali kota membacakan ikrar Grebeg Getuk dan Kota Sejuta Bunga, tanpa komando masyarakat yang tidak sabar menunggu langsung menyerbu dua gunungan gethuk tersebut. Dalam sekejap, dua gunungan buatan Magelang Art Portpourri itu ludes “dirayah” warga.
“Alhamdulillah *wis entok gethuke. Rosone rodo kecut. Tapi ora popo yang penting iki kanggo berkah*. Mudah-mudahan Kota Magelang semakin maju lagi ke depannya,” kata Yunarni (50), salah seorang warga yang ikut merebut gunungan dengan logat khas Magelangnya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
-Hari Jadi Kota, Ribuan Warga Berebut Gunungan Gethuk 150 Kg
-Gubernur Ajak Penambang Bertanggung Jawab
-Huntap Merapi Tak Layak Huni
-Jelang UN, IPNU Gelar Seminar Motivasi
-Putri Indonesia Pariwisata 2011 Akan Turut "Batik Karnival"
-RSJ Prof. Dr. Soerojo Rintis "Green Hospital"
-Tidak Disediakan Soal UN Cadangan
-Doa Bersama Jelang Ujian Nasional
-Jumlah Lansia di Magelang Terus Bertambah
-Kejari Sita Alat Peraga Pendidikan Sejumlah Sekolah
-Gubernur Ajak Penambang Bertanggung Jawab
-Huntap Merapi Tak Layak Huni
-Jelang UN, IPNU Gelar Seminar Motivasi
-Putri Indonesia Pariwisata 2011 Akan Turut "Batik Karnival"
-RSJ Prof. Dr. Soerojo Rintis "Green Hospital"
-Tidak Disediakan Soal UN Cadangan
-Doa Bersama Jelang Ujian Nasional
-Jumlah Lansia di Magelang Terus Bertambah
-Kejari Sita Alat Peraga Pendidikan Sejumlah Sekolah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar