---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PURWOREJO – Kevin Kurniawan, 14, putra pasangan Haryadi, 51, dan Idiyati, 40, warga Plaosan RT 02 RW 05, Purworejo, meringkuk lemah di rumahnya Jumat (13/4). Peluru senapan angin yang bersarang di kepalanya, belum dikeluarkan.
Pelajar kelas VIII SMPN 33 Purworejo ini tertembak senapan angin yang tengah ia perbaiki. Peluru masuk tepat di atas kornea mata kanan, lalu tembus dan bersarang di tengkorak.
Menurut Haryadi, kecelakaan bermula ketika anaknya tengah memperbaiki senapan angin yang macet. Namun nahas, saat lubang peluru di ujung senapan diintip, tiba-tiba popor jatuh membentur lantai. Senapan pun meletuskan sebutir peluru mengenai korban.
”Kejadiannya Sabtu (31/3). Sudah saya bawa ke RSUP Dr Sardjito Jogjakarta, namun dokter urung mengambil peluru karena pertimbangan risiko. Titik sarang peluru cukup dekat dengan jaringan saraf,” jelas Haryadi.
Korban sempat berteriak minta tolong sambil memegang mata yang sudah berlumuran darah. Kevin langsung dilarikan ke RS Panti Waluyo Purworejo, tidak jauh dari rumahnya.
Dokter RS Panti Waluyo kemudian merujuk ke RSUD Saras Husada Purworejo. Namun di RSUD Saras Husada, tim dokter juga tidak sanggup dan merujuk ke RSUP Dr Sardjito. Di rumah sakit di Jogjakarta ini sempat menjalani rawat inap 10 hari.
”Tim dokter spesialis RSUP Dr Sardjito sempat akan mengambil tindakan operasi pengangkatan peluru. Kemudian berkonsultasi dengan kami memberitahu dampak yang akan ditimbulkan bagi Kevin jika dilakukan operasi. Jadi, untuk sementara dokter hanya menutup luka,” bebernya.
Pihak RSUP Dr Sardjio juga telah meneliti contoh proyektil yang sejenis di kepala Kevin. Dokter menyatakan, bahan peluru timah yang bersarang di kepala Kevin tidak membahayakan dan tidak berdampak buruk meski tetap bersarang di kepala.
”Kendati demikian, anak saya harus melakukan observasi di RSUP Dr Sardjito empat hari sekali untuk mengetahui perkembangan luka. Jika nanti ada temuan gangguan akibat peluru, operasi harus dilakukan,” ujarnya.
Idiyati menambahkan, mata kanan anaknya masih bisa merespon cahaya dan berfungsi. ”Masih bersyukur, mata anak saya masih bisa melihat. Semua biaya medis selama pengobatan dijamin program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Jika harus dilakukan operasi besar pemerintah telah menjamin,” ucapnya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
-Peluru Masih Bersarang di Kepala
-Siswa Diminta Tidak Percaya, Isu Kunci Jawaban Hanya Menyesatkan
-Geram, Warga Pasang Portal
-Siswa Diminta Tidak Percaya, Isu Kunci Jawaban Hanya Menyesatkan
-Geram, Warga Pasang Portal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar