MAGELANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang, Jawa Tengah, saat ini tengah bersiap membuat rencana kontijensi banjir lahar dingin.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Magelang, Eko Triyono, mengatakan itu saat ditemui usai rapat penyusunan rencana kotijensi bersama para kepala desa dan camat di Ruang Bina Praja di kompleks perkantoran Pemkab Magelang, Rabu (10/8/2011).
Rencana kontijensi ini nantinya akan disusun dengan melibatkan aparat pemerintah dan perwakilan masyarakat di daerah sekitar sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi, dinas serta instansi terkait dan pakar dari universitas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah.
Dalam rencana kontijensi ini nantinya akan dibuat identifikasi sistem kegawatdaruratan, kapan situasi di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dinyatakan berstatus waspada, siaga dan awas.
"Sama seperti menghadapi bahaya erupsi Gunung Merapi, penetapan status bahaya ini penting bagi kita semua untuk melakukan persiapan menghadapi banjir lahar dingin," ujarnya.
Selain itu, dalam rencana kontijensi akan dirumuskan kebijakan menyangkut warga berpotensi terkena banjir lahar dingin, karena tinggal dalam radius 300 meter di kanan dan kiri sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
Sejauh ini, dari hasil pendataan sementara yang dilakukan Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Magelang, warga yang tinggal di radius 300 me ter dari sungai tersebut tercatat 94.993 jiwa, 27.948 keluarga yang tersebar di tujuh kecamatan.
Rencana kontijensi ini nantinya akan disusun dengan melibatkan aparat pemerintah dan perwakilan masyarakat di daerah sekitar sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi, dinas serta instansi terkait dan pakar dari universitas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah.
Dalam rencana kontijensi ini nantinya akan dibuat identifikasi sistem kegawatdaruratan, kapan situasi di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dinyatakan berstatus waspada, siaga dan awas.
"Sama seperti menghadapi bahaya erupsi Gunung Merapi, penetapan status bahaya ini penting bagi kita semua untuk melakukan persiapan menghadapi banjir lahar dingin," ujarnya.
Selain itu, dalam rencana kontijensi akan dirumuskan kebijakan menyangkut warga berpotensi terkena banjir lahar dingin, karena tinggal dalam radius 300 meter di kanan dan kiri sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
Sejauh ini, dari hasil pendataan sementara yang dilakukan Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Magelang, warga yang tinggal di radius 300 me ter dari sungai tersebut tercatat 94.993 jiwa, 27.948 keluarga yang tersebar di tujuh kecamatan.
Kabar
gembira, Bagi Anda atau saudara Anda yang menderita asma, sesak napas
karena rokok atau sebab lain, kini tersedia obatnya, Insya Allah sembuh,
90% pasien kami sembuh total, selebihnya bebas kertegantungan obat.
Untuk Anda yang ingin mencoba (gratis), SMS nama dan alamat serta
keluhan penyakit, kirim ke 081392593617 Kunjungi Website
-358 Keluarga Belum Terima Dana Jadup
-Pemuka Agama Diharapkan Jadi Perekat Bangsa
-Pemkot Raih Budhipura 2011
-Pemkab Buat Rencana Kontijensi Lahar
-Kedepankan Rasa Kemanusiaan Untuk Menolong Warga Transmigran yang Pulang Kampung
-Uang Jaminan Telah Diserahkan Pembangunan Pasar Rejowinangun Dimulai
-Pemuka Agama Diharapkan Jadi Perekat Bangsa
-Pemkot Raih Budhipura 2011
-Pemkab Buat Rencana Kontijensi Lahar
-Kedepankan Rasa Kemanusiaan Untuk Menolong Warga Transmigran yang Pulang Kampung
-Uang Jaminan Telah Diserahkan Pembangunan Pasar Rejowinangun Dimulai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar