TEMPO Interaktif, Jakarta -Perupa Argentina Maximo Elizondo menuangkan semua pengalamannya selama setahun menuntut ilmu di Indonesia lewat karya seni. Tak kurang dari 40 karya lukis dan gambar karya lulusan terbaik National University Institute of the Arts pada 2007 itu akan dipamerkan di Rumah Seni Rupa Tuksongo yang berada di kawasan Candi Borobudur, Magelang, pada 19-27 September 2011.
“Karyanya banyak mengulas soal pengalaman dan refleksinya tinggal di Indonesia selama setahun ini,” kata Pemilik Rumah Seni Rupa Tuksongo Borobudur, Dedy PAW kepada Tempo, Sabtu (17/9).
“Karyanya banyak mengulas soal pengalaman dan refleksinya tinggal di Indonesia selama setahun ini,” kata Pemilik Rumah Seni Rupa Tuksongo Borobudur, Dedy PAW kepada Tempo, Sabtu (17/9).
Maximo bersama 35 mahasiswa dari negara-negara di Asia dan Eropa menjalani Darmasiswa Scholarship of 2010-2011 di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo pada 2010 lalu dan rampung Agustus 2011. Dalam pameran ini, dia menggandeng I Gusti Nengah Nurata sebagai kurator pameran.
Deddy menuturkan, pengalaman pribadi Maximo seperti kisah cintanya tinggal di Kota Solo turut menghiasi karya-karya Maximo . Salah satunya adalah karya berjudul Saya Berdoa untuk Si Dia. Lukisan itu bercerita tentang seorang gadis berjilbab yang berhasil menarik hatinya. Dalam karya yang goresannya disebut Deddy naïf itu, Maximo mengungkapkan kekagumannya pada sang gadis, sekaligus kepesimisannya untuk bisa memiliki si gadis karena perbedaan agama.
Tak hanya cerita tentang pengalaman cintanya di Solo, pergulatan batin dan cerita kampung halaman perupa yang selama 2007-2010 telah beberapa kali pameran tunggal di negaranya itu ikut pula dipamerkan. Sebut saja karya berjudul Kuda Kecil Seberapa Jauh Kita Pergi, Aku Tidak Bisa Melarikan Diriku Sendiri yang bercerita soal penerimaan takdirnya sebagai perupa yang harus membawanya untuk terus mau belajar dengan melanglang ke berbagai tempat.
“Secara umum, karyanya berupa kalimat naratif dan bernuansa humor, naif, dan kekanak-kanakan tentang berbagai hal tentang hidup sehari-hari,” kata Dedy PAW yang selama ini dikenal sebagai perupa dengan corak khusus berbasis apel itu.
Deddy menuturkan pameran Maximo di Borobudur ini adalah pameran tunggal perdananya di luar negeri. Pameran ini akan dibuka kolektor kawakan Indonesia yang berasal dari Kota Magelang, Oei Hong Djien dan dimeriahkan oleh sejumlah pertunjukan kesenian lokal seperti Topeng Ireng Magelang, Magelang Jazz Community, serta penari kawakan asal Venezuela, Pifano Arevalo Estefania.
PRIBADI WICAKSONO.
Magelang Hari Ini : 19 September 2011
-Getuk Magelang, Bertahan Tanpa Pengawet
-Getuk Gondok
-Warga Tolak Disebut Penambang Liar
-Gunung Merapi kembali Masuki Fase Normal
-Harga Kayu Kalimantan Kembali Melonjak
-Refleksi Cinta Perupa Argentina di Borobudur
-Penanggulangan Bencana Butuh Kerja Sama Aparat-Relawan
-Warga Sambut Gembira Fase Akhir Erupsi Merapi
-Berita & Nomor Togel Hari Ini : 19 September 2011
Magelang Hari Ini : 19 September 2011
-Getuk Magelang, Bertahan Tanpa Pengawet
-Getuk Gondok
-Warga Tolak Disebut Penambang Liar
-Gunung Merapi kembali Masuki Fase Normal
-Harga Kayu Kalimantan Kembali Melonjak
-Refleksi Cinta Perupa Argentina di Borobudur
-Penanggulangan Bencana Butuh Kerja Sama Aparat-Relawan
-Warga Sambut Gembira Fase Akhir Erupsi Merapi
-Berita & Nomor Togel Hari Ini : 19 September 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar