MUNGKID (KR) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang melalui Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP), mulai mengembangkan produk padi organik. Bahkan, kini telah memiliki lahan seluas kurang lebih 600 hektare tersebar di lima dari 21 kecamatan di Kabupaten Magelang. “Untuk sementara ini, kami baru memiliki sekitar 600 hektare. Ke depan, kami tetap akan berusaha meningkatkannya. Apalagi, permintaan produk organik terutama beras, terus meningkat,” kata Ir Agusliem di kantornya, Senin (21/11).
Sedang lima dari 21 kecamatan yang telah mengembangkan padi organik itu, meliputi Kecamatan Sawangan, Bandongan, Kajoran, Salaman dan Ngluwar. “Ke depan, kami akan mengembangkan ke kecamatan lain. Minimal, akan memaksimalkan lahan di lima kecamatan itu. Pada prinsipnya, kami optimis akan berkembang, karena sekarang ini saja sudah banyak petani yang berminat menggarap lahannya menuju organik,” terangnya.
Di Desa Tanjung Anom Kecamatan Salaman sendiri, pengolahan lahan menuju organik baru disosialisasikan tahun 2010 lalu melalui program Unit Pengelola Farmer Managed Extension Activities (UP- FMA). Namun demikian, dari 5 hektare lahan yang menjadi percontohan, hasilnya cukup bagus dengan rata-rata mencapai 8 ton setiap kali panen dari sekitar 7 ton sebelumnya. Tak ayal, kini banyak petani di wilayah itu yang berminat meniru.
“Saat ini ada beberapa petani di Dusun Tanjung Anom, Banjarharjo, Kebunrejo dan Ngampel Dento, yang berniat mencoba. Ke depan, mungkin tidak hanya 5 hektare lagi, kami berharap bisa mencapai 100 dari 3.500 hektare lahan pertanian di wilayah ini,” kata Slamet Suriri, Kepala Desa Tanjung Anom.
Sedang lima dari 21 kecamatan yang telah mengembangkan padi organik itu, meliputi Kecamatan Sawangan, Bandongan, Kajoran, Salaman dan Ngluwar. “Ke depan, kami akan mengembangkan ke kecamatan lain. Minimal, akan memaksimalkan lahan di lima kecamatan itu. Pada prinsipnya, kami optimis akan berkembang, karena sekarang ini saja sudah banyak petani yang berminat menggarap lahannya menuju organik,” terangnya.
Di Desa Tanjung Anom Kecamatan Salaman sendiri, pengolahan lahan menuju organik baru disosialisasikan tahun 2010 lalu melalui program Unit Pengelola Farmer Managed Extension Activities (UP- FMA). Namun demikian, dari 5 hektare lahan yang menjadi percontohan, hasilnya cukup bagus dengan rata-rata mencapai 8 ton setiap kali panen dari sekitar 7 ton sebelumnya. Tak ayal, kini banyak petani di wilayah itu yang berminat meniru.
“Saat ini ada beberapa petani di Dusun Tanjung Anom, Banjarharjo, Kebunrejo dan Ngampel Dento, yang berniat mencoba. Ke depan, mungkin tidak hanya 5 hektare lagi, kami berharap bisa mencapai 100 dari 3.500 hektare lahan pertanian di wilayah ini,” kata Slamet Suriri, Kepala Desa Tanjung Anom.
Sumber : KR (Bag)-c
Magelang Hari Ini : 24 Nopember 2011
-Misteri Mayat di Kali Progo Terkuak
-Musim Nikah, Bisnis Mebel dan Kasur Busa Menanjak
-Tidar Cup VII Siap Bergulir
-500 POHON BAMBU DITANAM DI LERENG MERAPI
-PPSM Pilih Ikuti Kompetisi Resmi PSSI
-BPBD Jateng Siapkan Tujuh Rumah Sakit Rujukan
-Sindikat Maling Emas Terbongkar
-Mantan Wakil Ketua DPRD Kota Magelang Masuk Penjara
-Mantan Wali Kota Magelang Disidang
-Rumah Perajin Bambu Terbakar
-Belasan Siswa SMP Kesurupan
-Clift Sangra Tolak Jupe Jadi Titisan Suzanna
-Mayat Terbungkus Karung Hanyut di Kali Progo
-Magelang Kembangkan Padi Organik</
Magelang Hari Ini : 24 Nopember 2011
-Misteri Mayat di Kali Progo Terkuak
-Musim Nikah, Bisnis Mebel dan Kasur Busa Menanjak
-Tidar Cup VII Siap Bergulir
-500 POHON BAMBU DITANAM DI LERENG MERAPI
-PPSM Pilih Ikuti Kompetisi Resmi PSSI
-BPBD Jateng Siapkan Tujuh Rumah Sakit Rujukan
-Sindikat Maling Emas Terbongkar
-Mantan Wakil Ketua DPRD Kota Magelang Masuk Penjara
-Mantan Wali Kota Magelang Disidang
-Rumah Perajin Bambu Terbakar
-Belasan Siswa SMP Kesurupan
-Clift Sangra Tolak Jupe Jadi Titisan Suzanna
-Mayat Terbungkus Karung Hanyut di Kali Progo
-Magelang Kembangkan Padi Organik</
Tidak ada komentar:
Posting Komentar