"Sudah ada dua investor dari Belanda dan Amerika. Mereka positif mengembangkan kawasan sekitar Borobudur melalui pengembangan resor," kata Rohadi Pratoto, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Magelang, kepada Tempo, Jumat 16 Desember 2011.
Investor dari Belanda, Ingo Piepers, saat ini memang sedang membangun Vila Borobudur di bawah bendera PT Nanouk Indonesia. Vila itu dibangun di Dusun Pete, Desa Menoreh, Kecamatan Borobudur, tepatnya sekitar lima kilometer di selatan candi.
Satu investor lagi dari Amerika akan mulai membangun resor awal tahun depan di Desa Karanganyar, Kecamatan Borobudur. "Semua dalam lokasi aman. Jadi, tidak berada dalam Kawasan Strategis Nasional Candi Borobudur," kata Rohadi.
Kedua investor itu, kata Rohadi, mendapat dukungan karena menggunakan konsep resor ramah lingkungan dan bersedia tidak menggunakan model bangunan masif yang berpotensi merusak alam budaya di sekitarnya.
Direktur Utama PT Nanouk Indonesia Wahyu Surono menuturkan saat ini Vila Borobudur masih dalam tahap penyelesaian. "Tanggal 27 Desember akan soft opening," kata dia saat dihubungi Tempo. Vila itu mulai dibangun sejak pertengahan 2010 di lahan seluas 4,5 hektare, terletak di tengah daerah dusun yang hanya dihuni 100 keluarga. Bangunannya sendiri hanya memakan lahan seluas 1 hektare.
Mau uang gratis ? Klik Disini !
Seluruh bangunannya mengusung spirit Jawa yang bernuansa alamiah atau back to nature, menyerupai rumah Joglo dengan ukiran gaya rumah Kudus dan Jepara. Saat ini baru ada lima kamar, masing-masing berkapasitas 10-12 orang. Kamar-kamar ditata pada sebuah lanskap yang meniru Candi Borobudur, bertingkat-tingkat terpisah dan terdiri atas tiga bagian, yakni Kamadatu, Arupadatu, dan Rupadatu.Setiap kamar dibuat menghadap ke Candi Borobudur sebagai obyek jualan utama resor itu. "Kami masih akan membangun tiga vila lain, yakni Vila Diponegoro, Vila Merapi, dan Vila Kahyangan, sebelum grand opening Agustus 2012," kata Wahyu.
Soal harga sewa, pada soft opening nanti akan ditawarkan sebesar US$ 150 per orang untuk satu malam. Harga ini termasuk fasilitas makan dan minum. "Kami sengaja tidak membangun restoran, tapi memilih kerja sama untuk menjaga keasrian lingkungan sekitar," kata dia.
Soal jumlah investasi yang ditawarkan, Wahyu enggan menjawab. "Belum sampai Rp 50 miliar," kata dia.
Sehari sebelumnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, saat menyambangi Candi Borobudur, menuturkan akan mendorong pengembangan kawasan wisata Borobudur dengan konsep Destination Management System.
PRIBADI WICAKSONO
Baca juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar