Perbaikan early warning system jika terjadi bencana banjir lahar dingin ini ditargetkan akan mulai terpasang dan bias difungsikan pada ajhir tahun 2011 ini.
Pernyataan itu disampaikan oleh Kepala BNPB Syamsul Ma’arif usai meninjau pembangunan Jembatan Kali Putih Sabtu(16/12/2011)di Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Magelang, Jateng.
”Malam ini kita baru akan membicarakan teknisnya dengan BPPTK (Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kegunungapian, red) dan UGM (Universitas Gadjah Mada) di Jogjakarta,” tutur Samsul Ma’arif.
Samsul menjelaskan dalam pertemuan itu nanti juga akan dibicarakan mengenai rencana pengambilan foto udara Gunung Merapi.
Berpedoman hasil pemotretan dari udara itu, BNPB bias mempelajari sejauh mana tingkat potensi ancaman banjir lahar dingin dalam beberapa waktu kedepan.
”Katanya masih ada 90 juta meter kubik, nanti arahnya kemana kita akan pelajari dulu,” kata Samsul.
Selain itu, dari foto itu juga bisa diketahui ancaman banjir itu kemana saja, sehingga masyarakat bisa membuat peta, masyarakat juga bisa waspada dan tidak terlalu khawatir.
Samsul juga menyatakan sensor banjir lahar dingin yang terapasang di sejumlah aliran sungai yang berhulu di Gunung Merapi dianggap belum ideal dalam percepatan penyebaran informasinya ke masyarakat sekitar lereng Merapi.
Mau uang gratis ? Klik Disini !
Apalagi jika dibandingkan dengan karakter banjir lahar dingin yang memiliki kecepatan yang sangat tinggi.”Saya mengalaminya sendiri, banjir ini begitu cepat, sementara peringatan baru bunyi, banjir sudah datang, saya rasa sensor masih kurang cepat,” sambung mantan Kapuspen TNI ini.
Seperti apa terapan dan mekanisme teknologinya sampai saat ini masih menjadi salah satu pokok pembahasan BNPB dan UGM Yogyakarta.
Selain membicarakan dan mengkaji secara ilmiah hasil foto udara yang saat ini masih dalam proses pembuatan.
”Seperti apa teknologinya, baru nanti akan saya dengarkan paparannya dari UGM,” tutur Samsul.
Sebelumnya, BPPTK memasang sembilan sensor lahar dingin di sejumlah sungai utama di Merapi. Sensor dipasang di sungai utama yang berhulu di Merapi antara lain Sungai Woro, Gendol, Boyong, Krasak, Senowo, dan Sungai Putih. Adanya sensor tersebut akan dapat diketahui curah hujan di daerah hulu dan potensi terjadi banjir lahar dingin.
Kepala BPPTK, Subandriyo mengatakan sensor tersebut akan mengirimkan data-data yang bisa digunakan sebagai peringatan dini terhadap ancaman banjir lahar dingin di daerah hilir. Alat ini berfungsi sebagai antisipasi timbulnya korban jiwa dan risiko lainnya.
Terkait pembangunan jembatan Kali Putih yang rencananya akan melintang di atas Kali Putih baru, Syamsul menyatakan akan difungsikan maksimal awal Januari 2012.
Syamsul berharap proyek tersebut tidak terganggu bila banjir lahar dingin dating dan menerjang disekitar Kali Putih.
”Di sini nanti akan kita stand by-kan dua alat berat yang sewaktu-waktu bisa digunakan untuk normalisasi sungai, usai terjadi banjir,” kata Syamsul.
Setelah proyek pelurusan selesai bantaran Kali Putih tidak akan difungsikan maksimal. Sungai baru itu baru akan menjadi cadangan ketika aliran di banjir lahar dingin tidak tertampung di bantaran sungai yang lama.
”Sementara nanti limpasannya dulu. Baru setelah alur benar-benar jadi, bisa kita alihkan,” ucap Syamsul.
(fjr/fjr)
Baca juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar