Jakarta - Polisi sedang memburu orang-orang yang diduga sebagai provokator kerusuhan susulan Bima, Nusa Tenggara Barat. "Beberapa orang yang dicurigai sebagai provokator kurang lebih ada 10 orang," ujar Kepala Bidang Penerangan Umum Komisaris Besar Boy Rafly Amar saat ditemui di kantornya, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat 27 Januari 2012.
Boy mengatakan beberapa orang yang diduga provokator itu sudah diketahui identitasnya. Namun hingga kini polisi masih terus melakukan penyelidikan mendalam siapa provokator yang aktif mengomandoi aksi unjuk rasa anarkis yang dilakukan tanpa izin pemberitahuan polisi itu.
Menurut Boy, aksi pembakaran kantor Bupati itu merugikan masyarakat sendiri. Sebab, katanya, kantor Bupati merupakan pusat pelayanan masyarakat. "Kami harap warga tak mengulangi lagi," ujarnya.
Seperti diberitakan kemarin, aksi massa kembali terjadi di Bima, Nusa Tenggara Barat. Puluhan ribu warga dari empat kecamatan mengamuk dan membakar kantor Bupati Bima. Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Komisi Pemilihan Umum Daerah yang berada di dekat lokasi juga ikut dibakar. "Semua ludes," kata Muhammad Syafi'i, saksi mata, yang dihubungi Tempo, kemarin.
Syafi'i mengatakan massa dari Kecamatan Lambu, Sape, Langgudu, dan Wera sudah berdatangan sejak pagi. Mereka mendatangi kantor Bupati Bima di Jalan Soekarno-Hatta menggunakan puluhan truk, mobil, dan ratusan sepeda motor. Aksi yang diawali orasi di depan kantor Bupati ini tidak mendapat pengawalan ketat aparat keamanan. "Polisi paling banyak sekitar ratusan orang," kata Syarif, saksi mata lainnya. Massa yang beringas berhasil melewati barikade polisi dan langsung membakar kantor.
Massa kemudian bergerak menuju Lembaga Pemasyarakatan Raba, yang terletak di Jalan Ishak Abdullah, Kelurahan Raba Ngodu Selatan. Setelah mengancam akan membakar penjara, mereka berhasil memaksa petugas LP membebaskan 47 tahanan yang terlibat dalam insiden berdarah di Pelabuhan Sape pada 24 Desember 2011.
Aksi ini merupakan lanjutan dari insiden di Pelabuhan Sape. Masyarakat Kecamatan Lambu memprotes dan minta Bupati mencabut izin tambang emas PT Sumber Mineral Nusantara. Pendudukan ini kemudian berakhir dengan pembubaran paksa oleh polisi, yang menewaskan tiga orang.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
- Cara Mudah, Cepat Dan Tanpa Resiko Membuat Uang Secara Online, Ikutan Gabung yuk ! Klik Disini !
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga :
-Polisi Kejar Dalang Pembakaran Kantor Bupati Bima
Tidak ada komentar:
Posting Komentar