---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
WONOSOBO - Sejumlah pengusaha kayu di wilayah Kecamatan Kepil dan Sapuran mengeluh, karena penjualan kayu saat ini cenderung turun. Itu disebabkan oleh pengaruh cuaca buruk di laut utara, sehingga kapal di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang tidak berani melakukan aktivitas penyeberangan. Akibatnya, distribusi kayu pun tersendat.
Seorang pengusaha kayu, Ismail (42) warga Dusun Kedawung, Kelurahan Kepil, Kecamatan Kepil mengatakan, tersendatnya penjualan kayu sudah berlangsung sekitar dua minggu. Karena ketersendatan itu stok kayu di gudang pabrik pun meningkat. Ditambah dengan banyaknya penebangan pohon di Wonosobo yang sangat tinggi akibat terjangan angin ribut beberapa waktu lalu.
Saat ini, pabrik yang biasa mengirim kayu ke luar negeri membatasi belanja kayu karena kelebihan stok. "Pengiriman kayu saat ini turun hampir 50 persen dari sebelumnya," katanya, Senin (13/2).
Dia mengatakan, tersendatnya arus pengiriman itu juga menimbulkan berbagai masalah, di antaranya turunnya harga jual kayu. Salah satunya, kayu balken yang biasa dijual Rp 680.000 saat ini dijual Rp 660.000 per meter kubik.
Dengan demikian, nasib pengolah kayu makin tertekan. Pasalnya, saat ini pengolah kayu di sekitar Kepil terpaksa mengeluarkan biaya transportasi tambahan menyusul terjadinya longsor di Desa Burat. "Hasil jual kayu saat ini tidak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan," keluhnya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar