---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MUNGKID- Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah (UM) Magelang melakukan penelitian terhadap bahan bakar kendaraan melalui Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Ini sebagai antisipasi terhadap kemungkinan penarikan subsidi bahan bakar minyak ( mulai 2 April mendatang. Penelitian yang dilakukan sejak Mei 2011, menghasilkan s penemuan penggunaan mobil dengan bahan bakar LPG.
Muji Setiyo dan Saifudin dalam presentasi teknis mobil berbahan bakar LPG menjelaskan, pertumbuhan jumlah kendaraan berbanding terbalik dengan ketersediaan BBM. Kondisi ini akan berimbas pada dua hal. Yaitu berpengaruh pada ketersediaan bahan bakar dan berpengaruh terhadap peningkatan emisi gas buang yang berimbas pada pemanasan global.
“Maka, salah satu energi alternatif untuk kendaraan adalah bahan bakar gas (BBG),” kata Muji di ruang Auditorium UM Magelang Kampus Dua kemarin (21/2).
Menurutnya, kelebihan LPG untuk bahan bakar kendaraan adalah kandungan karbon LPG lebih rendah dari pada bensin, dan tekanan dalam tangki relatif rendah berkisar 8-12 bar.
Selain itu, ketersediaan LPG di berbagai daerah di Indonesia baik dalam kemasan tiga kilogram dan 12 kilogram. “Tentunya juga menjadi salah satu pilihan untuk pengembangan sebagai bahan bakar kendaraan di Indonesia dalam jangka menengah,” tuturnya.
Hasil penelitian telah diujicobakan pada kendaraan mobil dengan rute Magelang menuju Malang Jawa Timur dengan beban penuh AC, lampu dan komponen lainnya menyala. Kecepatan antara 60-80 kilometer per jam.
Dalam ujicoba dengan jarak 400 Km hanya membutuhkan LPG seberat 12 kg dan ditempuh selama sepuluh jam.
Selain itu, dari bahan bakar bensin terbaik sekalipun, bahan bakar LPG lebih unggul. “Saat ini, negara-negara yang sudah menggunakan bahan bakar LPG untuk kendaraan adalah Korea Selatan, Polandia, Australia, Rusia, Meksiko, India, Jepang, dan Belanda. Jadi untuk biaya produksi bisa lebih hemat,” terangnya
Dekan Fakultas Teknik UMM Usman Ralibi mengatakan, konsumsi bensin di Indonesia saat ini telah mencapai angka 1,5 juta barrel per hari dengan subsidi pemerintah sebesar Rp 3.500 perliter. Tentunya solusi penggunaan LPG ini memiliki kontribusi yang baik. “LPG ramah lingkungan dan tidak membahayakan masyarakat,” imbuhnya.
Usai presentasi, UM Magelang mengajak tamu undangan dan wartawan untuk mencoba dua mobil yang sudah menggunakan bahan bakar LPG. Yakni, sebuah Toyota Soluna dan Toyota Kijang Super.
Kepala Kantor Litbang dan Statistik Pemkot Magelang, Arif Barata Sakti menjadi driver salah satu mobil tersebut. “Tarikannya bagus, sedikit di bawah turbo. Enteng injakannya gas,” tandas Arif.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar