---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAYAR PAJAK: Ratusan warga Desa Mangli, Kecamatan Kaliangrik, Kabupaten Magelang antusias membayar pajak. (suaramerdeka.com/MH Habib Shaleh) |
MAGELANG, suaramerdeka.com - Semangat dan antusiasme warga di sekitar lereng Gunung Sumbing pantas diacungi jempol. Hanya dalam tempo 30 menit, 100 persen warga Desa Mangli, Kecamatan Kaliangrik, Kabupaten Magelang membayar pajak.
Model penarikan pajak ini memang tergolong unik. Seusai sholat Jumat, kepala desa mengumumkan kepada masyarakat tentang waktu pembayaran pajak melalui pengeras suara.
Setelah itu, ratusan warga berbondong-bondong memadati rumah kades untuk membayar pajak. Pembayaran pajak ini juga tidak dilakukan di balai desa melainkan rumah Kepala Desa Mangli Juwandi.
Tak sampai lima menit, hampir seluruh warga Dusun Mangli, Desa Mangli yang berjumlah 210 KK sudah berkumpul. Mereka dilayani di teras rumah kades oleh perangkat desa setempat. Uang pajak ini juga tidak dimasukkan ke dalam tas melainkan toples makanan.
"Semangat warga kami memang sangat tinggi dalam membayar pajak. Sejak pertama kali ada pembayaran pajak tahun 1948 selalu lunas, tak pernah menunggak," kata Kades Mangli Juwandi ketika ditemui, Jumat (23/3).
Untuk menarik minat masyarakat, proses pembayaran pajak ini diiringi dengan pementasan kesenian srandul. Kesenian tradisional ini hanya hidup di lereng Gunung Merbabu. Kesenian ini sudah ada sejak ratusan tahun silam.
Juwandi mengatakan 1958 di desanya sudah ada empat kepala desa, selama itu pula pembayaran pajak selalu lunas. "Untuk Dusun Bojong dan Dadapan sudah dibayarkan semalam bersamaan acara mujahadah. Total warga kami ada 510 KK," kata dia.
Sekdes Mangli Santosa mengatakan wilayah desanya 233 hektar, 95 hektar di antaranya merupakan hutan lindung. Dengan demikian yang dikenai PBB hanya 138 hektar.
"Total pajak ada Rp 18.936.837 semua sudah terkumpul 100 persen. Warga kami semuanya adalah petani sayuran. Meski tidak kaya namun kami taat dan setia pada pemerintah," kata Santosa.
Model penarikan pajak ini memang tergolong unik. Seusai sholat Jumat, kepala desa mengumumkan kepada masyarakat tentang waktu pembayaran pajak melalui pengeras suara.
Setelah itu, ratusan warga berbondong-bondong memadati rumah kades untuk membayar pajak. Pembayaran pajak ini juga tidak dilakukan di balai desa melainkan rumah Kepala Desa Mangli Juwandi.
Tak sampai lima menit, hampir seluruh warga Dusun Mangli, Desa Mangli yang berjumlah 210 KK sudah berkumpul. Mereka dilayani di teras rumah kades oleh perangkat desa setempat. Uang pajak ini juga tidak dimasukkan ke dalam tas melainkan toples makanan.
"Semangat warga kami memang sangat tinggi dalam membayar pajak. Sejak pertama kali ada pembayaran pajak tahun 1948 selalu lunas, tak pernah menunggak," kata Kades Mangli Juwandi ketika ditemui, Jumat (23/3).
Untuk menarik minat masyarakat, proses pembayaran pajak ini diiringi dengan pementasan kesenian srandul. Kesenian tradisional ini hanya hidup di lereng Gunung Merbabu. Kesenian ini sudah ada sejak ratusan tahun silam.
Juwandi mengatakan 1958 di desanya sudah ada empat kepala desa, selama itu pula pembayaran pajak selalu lunas. "Untuk Dusun Bojong dan Dadapan sudah dibayarkan semalam bersamaan acara mujahadah. Total warga kami ada 510 KK," kata dia.
Sekdes Mangli Santosa mengatakan wilayah desanya 233 hektar, 95 hektar di antaranya merupakan hutan lindung. Dengan demikian yang dikenai PBB hanya 138 hektar.
"Total pajak ada Rp 18.936.837 semua sudah terkumpul 100 persen. Warga kami semuanya adalah petani sayuran. Meski tidak kaya namun kami taat dan setia pada pemerintah," kata Santosa.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar