---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MAGELANG – Pemasangan kontrasepsi gratis mewarnai peringatan HUT ke-28 Kota Mungkid kemarin (20/3). Ratusan ibu-ibu berduyun-duyun mendatangi sekretariat Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Magelang untuk mengikuti kegiatan yang diselenggarakan IBI bekerja sama dengan Pemkab Magelang itu. Mereka bisa memilih model kontrasepsi implant atau intra uterine device (IUD).
Salah seorang peserta, Mulyati, 33, warga Desa Purwosari, Kecamatan Salaman, mengaku tertarik mengikuti pelayanan KB gratis ini karena dia masih dihinggapi rasa takut setiap kali harus menjalani suntik KB.
’’Selama ini saya pakai KB suntik yang tiga bulan sekali. Biar nggak ribet dan tidak perlu suntik terus-menerus, saya pingin pindah KB implant. Soalnya saya sebenarnya takut disuntik,” kata ibu dua anak itu.
Menurut dia, pemasangan kontrasepsi gratis tersebut cukup membantu masyarakat yang kurang mampu. Sebab, pemasangan implant di bidan atau dokter, biayanya bisa mencapai Rp 250.000. ’’Mumpung gratis ya saya ikut sekalian. Soalnya kalau disuruh bayar sendiri saya nggak punya uang,’’ tutur istri tukang batu itu.
Kasi Kesehatan Keluarga Departemen Kesehatan Pemkab Magelang Sriwahyuni menjelaskan, aksi sosial ini merupakan bentuk kerja sama antara Bapermaspuan dan KB dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Klinik Primer (P2KP) untuk melayani aseptor KB.
’’Bakti sosial ini diselenggarakan di seluruh kecamatan di Kabupaten Magelang dengan target per kecamatan 10 IUD dan 30 implant. Tapi, ternyata hasilnya melebihi target,” kata wakil ketua 1 IBI Kabupaten Magelang itu.
IBI hanya menyediakan kontrasepsi implant yang berjangka tiga tahun karena stok untuk masa lima tahun dari BKKBN telah habis. IBI juga melibatkan 20 bidan dari seluruh puskesmas di Magelang.
’’Memang, kalau ada kegiatan gratis, masyarakat datang berduyun-duyun. Tapi kalau bayar yang dating sedikit. Padahal kalau pasang kontrasepsi di puskesmas sekarang biayanya murah karena mendapat subsidi dari pemerintah,” katanya.
Dikemukakan, selama ini masyarakat belum banyak yang tahu bahwa biaya pemasangan kontrasepsi implant di puskesmas lebih murah dibandingkan di bidan maupun dokter. Biayanya hanya Rp 30 ribu.
’’Kurangnya sosialisasi membuat masyarakat tidak mengetahui adanya subsidi dari pemerintah ini,” katanya.
Menurut Sriwahyuni, keunggulan implant dibandingkan kontrasepsi suntik adalah memiliki kemantapan penundaan kehamilan. Sedangkan kontrasepsi suntik memiliki kerawanan lupa jadwal penanggalannya.
’’Padahal, kalau sampai telat tiga hari saja, itu sudah memiliki potensi terjadi kehamilan. Karena masa usia hidup sperma dalam rahim adalah selama tiga hari,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, kontrasepsi suntik juga memiliki potensi kurangnya libido sehingga mengakibatkan berkurangnya gairah berhubungan badan dengan sang suami. Hal itu disebabkan hormon yang ada dalam tubuh tidak normal.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar