---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PERAJIN TAHU: Seorang warga memotong tahu dengan ukuran tertentu di Kampung Kemitir, Kelurahan Bumirejo, Kabupaten Kebumen, Rabu (21/3). (suaramerdeka.com/Supriyanto) |
KEBUMEN -Rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) sudah berdampak bagi para perajin tahu di Kampung Kemitir, Kelurahan Bumirejo, Kecamatan/Kabupaten Kebumen. Bagaimana tidak, usaha mereka limbung akibat harga kedelai yang terus melambung.
Para perajin mengeluhkan harga kedelai karena komoditas itu merupakan bahan baku utama produksi tahu. Saat ini, kedelai impor kualitas bagus harganya mencapai Rp 6.300/kg. Padahal kedelai jenis yang sama sebelumnya masih Rp 5.600/kg.
"Dalam tiga hari terakhir, harga kedelai naik terus," ujar Bashori (50) salah perajin tahu di Kampung Kemitir saat ditemui Suara Merdeka, Rabu (21/3).
Bashori mengaku khawatir, harga kedelai akan terus melambung bersamaan dengan kenaikan harga BBM per 1 April mendatang. Jika demikian, nasib perajin tahu seperti dirinya akan semakin terpuruk. Usaha warisan keluarganya itu juga terancam gulung tikar.
Kenaikan harga kedelai hingga Rp 700 per kilogram benar-benar berat dirasakan perajin tahu. Dalam setiap sehari, Bashori misalnya menghabiskan kedelai 25 kg. Artinya untuk bahan baku kedelai saja dia harus menambah biaya produksi sebesar Rp 17.500.
Hal senada disampaikan Bawon (67) perajin tahu lainnya. Dalam sehari, dia menghabiskan sebanyak 1,5 kwintal kedelai. Kendati biaya produksi membengkak, perajin yang meneruskan usaha warisan keluarga itu tidak menaikkan harga tahu.
"Kalau harga dinaikkan, nanti tidak ada yang membeli," ujar pria yang mulai menjadi perajin tahu sejak tahun 1965 tersebut.
Para perajin tahu cukup dilematis setiap menghadapi kenaikan harga kedelai. Padaumumnya mereka tidak berani menaikkan harga jual tahu. Mereka pun bersiasat agar usahanya tetap berjalan. Seperti dilakukan Bashori yang terpaksa sedikit mengurangi ukuran tahu produksinya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
-Harga Kedelai Melambung, Perajin Tahu Terancam Gulung Tikar
-Warga akan Patok Tanah Kawasan Urut Sewu
-Diawasi, SPBU Tutup Jelang Harga Naik
-Guru Ngaji Cabuli Santrinya yang Masih Siswi TK
-Menganti, Surga di Ceruk Bukit Kapur
-Tabrak Pohon, Pelajar Tewas
-KEMBALIKAN NILAI-NILAI PANCASILA DAN UUD 45
-DENGAR PENDAPAT TENTANG RETRIBUSI RPH DI KEBUMEN
-Penambang Pasir Menyelam 5 Jam Perhari
-Jalan Daendels Kebumen Rusak Parah
-Warga akan Patok Tanah Kawasan Urut Sewu
-Diawasi, SPBU Tutup Jelang Harga Naik
-Guru Ngaji Cabuli Santrinya yang Masih Siswi TK
-Menganti, Surga di Ceruk Bukit Kapur
-Tabrak Pohon, Pelajar Tewas
-KEMBALIKAN NILAI-NILAI PANCASILA DAN UUD 45
-DENGAR PENDAPAT TENTANG RETRIBUSI RPH DI KEBUMEN
-Penambang Pasir Menyelam 5 Jam Perhari
-Jalan Daendels Kebumen Rusak Parah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar