---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KEBUMEN - Menyelam selama 5 jam perhari tanpa alat pelindung mata, kulit maupun rambut di perairan payau yang terkadang berkadar garam tinggi, ternyata berisiko bagi kesehatan fisik. Para penambang pasir di muara Sungai Luk Ulo Desa Tanggulangin Kecamatan Klirong Kebumen tetap menjalankan pekerjaan yang berisiko tersebut. ”Mata pedas, kulit terasa kering dan terkadang perih selalu kami rasakan setelah menyelam di sungai yang kadar garamnya sedang tinggi. Akibat lainnya, rambut saya sekarang jadi kusam dan berwarna kecoklat-coklatan,” ungkap Sunardi (30), seorang penambang pasir di muara Sungai Luk Ulo Desa Tanggulangin seusai melakukan penyelaman untuk menambang pasir di dasar muara sungai itu, Jumat (16/3). Di muara Sungai Luk Ulo saat ini ada 30 orang penambang pasir yang untuk mendapatkan pasir harus bergelut dengan kondisi alam yang sulit. Selain menyelam di kedalaman 5 sampai 6 meter, penambang juga harus berhadapan dengan fenomena alam lain berupa tingginya kadar garam pada saat-saat tertentu. Menurut Sunardi, tingginya kadar garam itu diketahui saat temperatur air lebih tinggi dibandingkan temperatur air tawar. Menurut Rusmin (40), rekan Sunardi, kandungan garam itu berasal dari limpahan air laut, mengingat lokasi penyelaman hanya berjarak 200 meter dari perairan Samudera Indonesia. ”Biasanya bila di bagian hulu sungai selama beberapa hari tak turun hujan, kadar garam air sungai tinggi. Begitu pula di musim kemarau,” jelas Rusmin. Kendati sudah memiliki keahlian menyelam, namun para penambang tetap mengakui pekerjaan menyelam untuk mengambil pasir di dasar sungai merupakan pekerjaan yang berat. Untuk mendapatkan pasir satu perahu senilai Rp 15 ribu yang dijual kepada juragan atau pemilik perahu, mereka membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Rata-rata dalam seharinya mereka berhasil mendapatkan pasir sebanyak 5 perahu atau harus menyelam selama 5 jam sehari. Karena berisiko, para penambang hanya bisa bertahan melakukan pekerjaan paling lama hanya 10 tahun. ”Untuk menjaga kondisi fisik, biasanya kami mengatur sendiri kapan kami libur. Biasanya kami libur 1 atau 2 hari dalam satu minggu,” jelas Sunardi.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar