---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Magelang - Seorang warga Dusun Krajang, Desa Mrinen, Kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, menjadi korban pembiusan dan kehilangan Rp8,5 juta.
"Selain itu, saya juga kehilangan dua telepon genggam dan dua pesawat handy talky (HT)," kata korban pembiusan, Sutomo, di Mapolsek Salam, Kabupaten Magelang, Jumat.
Korban dibuang pelaku yang diperkirakan tiga orang di Jalan Raya Yogyakarta-Magelang tidak jauh dari Mapolsek Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Kamis (8/3) malam.
Ia mengatakan, uang yang dibawa dari Kalimantan itu akan digunakan untuk keperluan pemakaman ayahnya, M Nasir (65) yang meninggal Rabu (7/3).
Korban yang bekerja di Pontianak sejak tiga tahun lalu sebagai sopir itu, baru tersadar Jumat (9/3) siang sekitar pukul 11.00. Saat bangun, dia hanya mengenakan baju dan celana dalam.
Celana panjang dan seluruh barang bawaannya dibawa kabur pelaku yang salah satunya mengaku bernama Teguh asal Purwokerto.
"Sebelumnya, saya dikira orang mabuk. Namun setelah saya jelaskan, orang-orang baru percaya dan saya diminta lapor ke Polsek Salam," katanya.
Ia menceritakan, kronologi kejadian diawali dari perkenalan dirinya dengan Teguh di dalam pesawat. Saat itu, Teguh mengajak pulang bersama menggunakan mobil saudaranya yang akan menjemput di Bandara Adisutjipto Yogyakarta.
"Saya percaya saja, karena dia sopan dan kebetulan pulangnya juga satu arah dengan saya," katanya.
Setelah mendarat sekitar pukul 17.00 WIB di bandara, dua orang yang mengaku saudara pelaku menjemput menggunakan mobil Avanza warna putih. Tak berlama-lama, mereka pun berangkat. Namun, sampai di daerah Gamping, Sleman, Teguh mengajaknya makan.
"Karena terlanjur percaya, saya menurut saja. Saat itu saya makan dan minum biasa saja. Namun, setelah itu saya tidur dan tahu-tahu sudah berada di emperan toko dekat mapolsek ini," katanya.
Istri korban, Widi (31) yang menjemputnya bersama salah satu saudaranya mengatakan, kontak terakhir dengan suaminya saat makan di Gamping tersebut. Setelah itu, teleponnya tidak bisa dihubungi lagi.
"Khawatir terjadi apa-apa, saya dan kakak saya mencarinya di daerah Gamping, sejak Jumat pagi. Tak tahunya, saya dihubungi polisi Kebumen, bahwa suami ada Mapolsek Salam karena menjadi korban pembiusan," katanya.
Kapolsek Salam, AKP Ngadiso mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dengan orang yang baru dikenal. Apalagi diberi makan dan minuman.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
-Korban pembiusan kehilangan Rp8,5 juta
-Produktivitas Tanaman Padi Meningkat
-Orangtua Tak Yakin Ajib Hamdani Korupsi Uang Pajak
-Para Kiai NU Tetapkan Kriteria Cabup/Cawabup
-120 Anak Jalanan Dibekali Keterampilan
-Pedagang Tak Ambil Pusing Pembatasan Buah Impor
-Rumah Roboh, Bronjong Hanyut
-Bantuan Langsung Tunai tak efektif, tak perlu diulangi
-BBM Naik, Pebisnis Otomotif Tenang-tenang Saja
-Semangat Membangun Perpustakaan
-Korban pembiusan kehilangan Rp8,5 juta
-Produktivitas Tanaman Padi Meningkat
-Orangtua Tak Yakin Ajib Hamdani Korupsi Uang Pajak
-Para Kiai NU Tetapkan Kriteria Cabup/Cawabup
-120 Anak Jalanan Dibekali Keterampilan
-Pedagang Tak Ambil Pusing Pembatasan Buah Impor
-Rumah Roboh, Bronjong Hanyut
-Bantuan Langsung Tunai tak efektif, tak perlu diulangi
-BBM Naik, Pebisnis Otomotif Tenang-tenang Saja
-Semangat Membangun Perpustakaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar