---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MUNGKID - Banjir lahar dingin kembali melanda Kabupaten Magelang akhir pekan lalu. Banjir terjadi di seluruh sungai yang berhulu di puncak Gunung Merapi.
Ada enam sungai yang mengalami banjir menyusul hujan lebat yang disertai angin tersebut. Enam sungai itu adalah Pabelan, Blongkeng, Putih, Batang, Lamat, Krasak, dan Bebeng.
Banjir lahar dingin mengakibatkan arus lalu lintas Jogja-Magelang ditutup sekitar 15 menit pada Sabtu (25/2) sekitar pukul 18.00. Selain itu bronjong sepanjang sekitar 70 meter di sisi timur Dusun Nabin, Desa Gulon, Kecamatan Salam dan di Dusun Surodadi, Kecamatan Sawangan, hanyut terseret arus.
Hujan deras dan angin kencang mengakibatkan rumah milik Senen Seco Utomo, 60, di Dusun Krajan RT 2 RW 3, Desa Ngargosoko, Kecamatan Dukun, roboh. ”Sedangkan sepuluh rumah lainnya mengalami rusak ringan,” kata Kepala BPBD Jateng Sarwa Permana kemarin (26/2).
Jatuhnya korban dapat diminimalisasi karena sistem peringatan dini lahar dingin yang dipasang BNPB dan BPPTK Badan Geologi berfungsi dengan baik. Peringatan itu membantu masyarakat dapat melakukan evakuasi lebih awal.
”Aparat pemerintah hingga tingkat desa memperoleh peringatan dini melalui radio komunikasi dan menyampaikan ke masyarakat,” tuturnya.
Kepala Bidang Program dan Perencanaan Umum Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) Imam Mardjianto mengatakan, bakal dilakukan pengecekan langsung terkait kerusakan bronjong. ”Kita masih akan melakukan pengecekan langsung dan pendataan dari kerusakan ini. Karena ini masih dalam masa tanggap darurat maka titik-titik tersebut merupakan prioritas utama. Kalau sekiranya sangat urgen akan langsung diperbaiki secepatnya,” jelasnya.
Sabtu lalu Sungai Pabelan meluap setelah hujan deras yang menguyur kawasan puncak Merapi sejak sekitar pukul 15.00. Luapan air membuat relawan menutup ruas jalan Jogja-Magelang tepat di Jembatan Pabelan.
Penutupan ditempuh untuk mengantisipasi robohnya jembatan yang dipicu luapan lahar. ”Kita sengaja menutup jalan tersebut mengingat luapan lahar yang datang begitu besar. Yang kami takutkan ialah pondasi Jembatan Pabelan tidak kuat menopang luapan banjir lahar tersebut,” ungkap Yogo, relawan dari Linang Sayang Communicaton (LSC). Markas LSC berjarak sekitar seratus meter dari Jembatan Pabelan.
Puncak ketinggian air sungai saat terjadi banjir lahar dingin itu sekitar 4 meter dengan lebar 50 meter. ”Sejak pukul 16.00 sinyal Merapi mulai overskill dan para relawan segera disiagakan di beberapa titik rawan. Tepat pukul 17.00 luapan air yang datang di alur Sungai Pabelan benar-benar sudah meluap besar,” paparnya.
Yogo menegaskan, luapan lahar ini merupakan luapan terpaling besar yang terjadi tahun ini. ”Ini masih awal dari luapan lahar dingin karena curah hujan yang besar. Saya harap warga sekitar aliran sungai dan pengendara yang melewati lokasi rawan tetap berhati-hati,” tutur sosok memiliki nama udara ”GM” ini.
Sedangkan Sungai Pabelan meluap karena merupakan cabang beberapa sungai seperti Apu, Tringsing, Senowo, dan London. ”Sungai Kali Putih dan Bebeng saat ini (kemarin) juga ikut meningkat namun intensitasnya tidak separah ada di sini (Sungai Pabelan),” ujarnya.
Banjir lahar dingin kali ini diperkirakan membawa batu material Merapi dalam jumlah besar. ”Batu-batu material Merapi ikut terbawa arus. Juga tercium bau belerang. Kecepatan bajir lahar melebihi 60 kilometer per jam,” tandasnya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
-Rumah Roboh, Bronjong Hanyut
-Bantuan Langsung Tunai tak efektif, tak perlu diulangi
-BBM Naik, Pebisnis Otomotif Tenang-tenang Saja
-Semangat Membangun Perpustakaan
-GP Ansor Longmarch Tolak Anarkisme-Rumah Roboh, Bronjong Hanyut
-Bantuan Langsung Tunai tak efektif, tak perlu diulangi
-BBM Naik, Pebisnis Otomotif Tenang-tenang Saja
-Semangat Membangun Perpustakaan
-FPI Keberatan Aktifitas JKI di Muntilan
-Ajang Pembinaan Prestasi Nasional
-1.500 Peserta Ikuti ’Diponegoro Run’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar