---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
LAYANI TAMU: Karyawan Hotel Catur dengan ramah layani tamu yang akan menginap di hotelnya. (suaramerdeka.com/Asef F Amani) |
MAGELANG –Kalau di kota besar tingkat hunian kamar hotel (okupansi) selama libur panjang akhir pekan lalu hingga 95 persen, tidak demikian dengan kota kecil seperti Kota Magelang. Rata-rata okupansi hotel di Kota Sejuta Bunga hanya 58 persen.
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Magelang, Satyo mengatakan, okupansi libur panjang peringatan wafatnya Isa Almasih, Jumat (6/4) lalu memang kecil. Bahkan, tidak lebih baik dibanding libur panjang peringatan Hari Raya Nyepi 23 Maret lalu.
"Libur paskah ini rata-rata hanya 58 persen. Tertinggi 87 persen. Angka tersebut terhitung dari Kamis sampai Sabtu. Sementara Minggu sudah turun lagi karena tamu banyak yang check out," ujarnya di kantornya, Sabtu (7/4).
Asisten GM Hotel Trio itu menjelaskan, okupansi hotel selama libur paskah ini memang tidak lebih baik dari libur panjang peringatan Nyepi Maret lalu. Selama libur Nyepi, okupansi rata-rata 82 persen.
"Menurut kami, hal ini salah satunya karena pada saat Nyepi kunjungan wisata ke Bali terbatas. Bahkan, sehari sebelum hari H Nyepi, pintu masuk ke Bali sudah ditutup. Karena itu, wisatawan banyak lari ke kota lain termasuk Magelang," katanya.
Selain itu, katanya terpengaruh juga oleh gonjang-ganjing harga bahan bakar minyak (BBM). Banyak memperkirakan harga BBM naik per 1 April, sehingga para wisatawan memilih bepergian ke luar kota sebelum harga BBM naik.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar