MUNGKID - Belum tuntas persoalan pengungsi pasca-erupsi Gunung Merapi diselesaikan Pemkab Magelang, muncul masalah transmigran yang kembali pulang ke daerah. Tepatnya, transmigran dari Kabupaten Magelang yang ditempatkan di Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Timur dengan alasan diancam penduduk lokal dan banyak janji yang tidak dipenuhi. Total sekitar 31 transmigran yang kembali. 23 orang tiba di Kabupaten Magelang pada Jumat malam (5/8) dan delapan orang lagi tiba beberapa hari sebelumnya. “Sejak berangkat bertransmigrasi pada 2007, kami hanya diberi lahan oleh Pemkab Tana Tidung 0,25 hektare. Bukan lahan seluas 2 hektare dan tambahan 1 hektare seperti dijanjikan saat masih di Magelang,” kata Ketua Perwakilan Transmigran, Ilham Nur Yasin, saat bertemu Komisi D DPRD Kabupaten Magelang yang didampingi pihak Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Pemkab Magelang, di Magelang, Sabtu.
Dikemukakan Yasin, ada upaya keras dari mereka setelah enam bulan berada di lokasi transmigran untuk mendapat lahan usaha tersebut. Namun, setelah dua-tiga bulan kemudian diminta oleh ketua adat setempat. “Pihak adat mengatakan bahwa sampai kapan pun kami tidak akan memiliki lahan itu. Parahnya lagi, lahan 0,25 hektare yang kami peroleh tidak semua lahan produktif. Lahan tersebut sebagian berupa batu-batuan, pasir, dan rawa-rawa yang sulit untuk bercocok tanam,” tuturnya.
Kini Ke-13 keluarga asal Mertoyudan, Sawangan, Ngablak dan Salam tersebut sudah tidak memiliki tempat tinggal. Mereka minta ditransmigrankan lagi. Namun bukan ke Kalimantan, tetapi ke lokasi lain. Misal, Sumatera. “Lebih dari itu, selama tinggal sementara di sini, hendaknya pemda mau membantu biaya hidup kami. Termasuk membayar pinjaman pada sanak keluarga yang digunakan buat transport pulang. Karena kami sudah tidak punya apa-apa lagi," tutur Yasin.
Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Magelang, Mashari mengatakan, dirinya selalu mengawal kepulangan rombongan transmigran melalui sambungan telepon. Termasuk menempatkan mereka ke Rumah Dinas Ketua DPRD. (dem)
Dikemukakan Yasin, ada upaya keras dari mereka setelah enam bulan berada di lokasi transmigran untuk mendapat lahan usaha tersebut. Namun, setelah dua-tiga bulan kemudian diminta oleh ketua adat setempat. “Pihak adat mengatakan bahwa sampai kapan pun kami tidak akan memiliki lahan itu. Parahnya lagi, lahan 0,25 hektare yang kami peroleh tidak semua lahan produktif. Lahan tersebut sebagian berupa batu-batuan, pasir, dan rawa-rawa yang sulit untuk bercocok tanam,” tuturnya.
Kini Ke-13 keluarga asal Mertoyudan, Sawangan, Ngablak dan Salam tersebut sudah tidak memiliki tempat tinggal. Mereka minta ditransmigrankan lagi. Namun bukan ke Kalimantan, tetapi ke lokasi lain. Misal, Sumatera. “Lebih dari itu, selama tinggal sementara di sini, hendaknya pemda mau membantu biaya hidup kami. Termasuk membayar pinjaman pada sanak keluarga yang digunakan buat transport pulang. Karena kami sudah tidak punya apa-apa lagi," tutur Yasin.
Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Magelang, Mashari mengatakan, dirinya selalu mengawal kepulangan rombongan transmigran melalui sambungan telepon. Termasuk menempatkan mereka ke Rumah Dinas Ketua DPRD. (dem)
Kabar
gembira, Bagi Anda atau saudara Anda yang menderita asma, sesak napas
karena rokok atau sebab lain, kini tersedia obatnya, Insya Allah sembuh,
90% pasien kami sembuh total, selebihnya bebas kertegantungan obat.
Untuk Anda yang ingin mencoba (gratis), SMS nama dan alamat serta
keluhan penyakit, kirim ke 081392593617 Kunjungi Website
Magelang Hari Ini :
- Umat Thiong Hoa Jateng-Yogya Gelar Ritual Chau Du Fa Hui
- Dhea Butuh Uluran Tangan
- H-7, Truk Pasir Dilarang Beroperasi
- Salut, Korban Banjir Lahar Bertahan Produksi Makanan Khas untuk Lebaran
- Carikan Solusi Pedagang Yang Tergusur
- Transmigran Pulang Kampung
Magelang Hari Ini :
- Umat Thiong Hoa Jateng-Yogya Gelar Ritual Chau Du Fa Hui
- Dhea Butuh Uluran Tangan
- H-7, Truk Pasir Dilarang Beroperasi
- Salut, Korban Banjir Lahar Bertahan Produksi Makanan Khas untuk Lebaran
- Carikan Solusi Pedagang Yang Tergusur
- Transmigran Pulang Kampung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar