- - Korban Erupsi Didahulukan
Yogyakarta, CyberNews. Pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) siap mengucurkan dana sebanyak Rp 535 Milyar untuk penanganan dampak bencana erupsi dan banjir lahar dingin Gunung Merapi.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif saat mengunjungi hunian sementara (huntara) Jumoyo, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam dan jembatan Pabelan di Kecamatan Muntilan, Minggu sore.
"Kita sudah siap action, dana sudah ada dan siap kita kucurkan. Tahun 2011 ini ada Rp 535 milyar dari total penangangan bencana Merapi sebesar Rp 1,35 triliun," kata Syamsul maarif.
Menurut Syamsul dana sebanyak itu akan digunakan untuk penanganan lima aspek yakni perumahan (huntara dan hunian tetap (huntap), perbaikan infrastruktur (jalan dan jembatan), sosial, ekonomi produktif, dan lintas sektor (perbaikan gedung sekolah dan fasilitas umum).
Sayangnya, tahun ini BNPB masih akan fokus pada pada rehabilitasi dan rekonstruksi dampak erupsi dan bukan akibat terjangan banjir lahar dingin. Soal ini, ia beralasan bahwa erupsi Merapi sudah selesai dan pola bencana sudah diketahui.
"Kita masih fokus ke korban erupsi. Ini karena pola dan akhir dari banjir lahar dingin belum kita ketahui. Peluang banjir masih ada sehingga jika kita tangani sekarang nanti justru bisa bermasalah," kata dia.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa untuk korban erupsi BNPB akan membangun hunian tetap (huntap) sebanyak 2.682 di wilayah Sleman (Yogyakarta) dan 174 di Jawa Tengah. Dari 174 huntap tersebut sebanyak 165 dibangun di Balerante, Klaten dan hanya sembilan yang dibangun di wilayah Kabupaten Magelang.
Ia menegaskan bahwa pembangunan huntap ini bersifat fleksibel. Artinya, BNPB tidak akan memaksakan kehendak bahwa huntap akan dibangun jika memang masyarakat menolak. "Huntap bukan harga mati karena kita menghargai keinginan masyarakat," tegas dia.
Syamsul meminta relawan dan LSM yang membantu penanganan bencana banjir lahar dingin untuk membantu memberi penjelasan kepada masyarakat. "Dari hasil analisa saya kerja sama antara pemerintah, BNPB, relawan dan pengungsi selama ini sudah baik," kata dia.
Dikatakan bahwa pada masa banjir lahar dingin ia bersama petugas BNPB pernah memantau lahar langsungdari lereng Merapi di kawasan Jurang Jero. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seperti apa sebenarnya pola aliran lahar dingin.
"Saya balapan turun dengan lahar dingin. Saya lihat masyarakat dengan sigap berbagi informasi lewat HT dan HP. Ini tentu baik, masyarakat bisa mengamankan diri mereka sendiri. Pengetahuan ini harus kita waruskan pada generasi mendatang agar ada pengetahuan dan pengalaman bersama," pinta dia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar