Jakarta- Wakil Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Ridha Saleh mengatakan, Komnas HAM belum dapat mengidentifikasi jenis peluru yang bersarang di tubuh korban penembakan pada kasus Bima. Sebab, bukan proyektil yang ditemukan pada tubuh korban penembakan, namun hanya serpihan saja. "Kalau proyektil yang ditemukan, kemungkinan besar peluru dapat diidentifikasi," kata Ridha Saleh di Jakarta, Ahad 15 Januari 2012.
Pada konflik agraria yang terjadi di Bima, Komnas HAM melaporkan ada tiga orang yang tewas. Korban luka tembak 30 orang. Korban kekerasan 9 orang. Dan korban anak-anak 10 orang. Korban tewas pertama adalah Arif Rahman, 18 tahun.
Arif ditemukan tewas di Kampung Jala, Desa Bugis, sekitar 700 meter dari pelabuhan. Arif terkena tembakan pada dada kiri. Korban tewas kedua adalah Syaiful alias Fu, 17 tahun. Syaiful ditemukan tewas di Kampung Jala, Desa Bugis, sekitar 700 meter dari pelabuhan. Dia terkena tembakan pada dada kanan.
Korban tewas ketiga adalah Syarifudin, usia 46 tahun. Menurut Komnas HAM, Syarifudin ikut aksi pemblokiran Pelabuhan Sape sejak hari pertama. Pada 24 Desember 2011, Syarifudin ikut aksi lalu lari menyelamatkan diri. Sesuai keterangan kakaknya, Syarifudin ditemukan terjatuh di depan rumah kemudian dibawa ke dalam rumah dalam kondisi ada bercak darah di bagian pantat dan basah berlumuran lumpur. Korban kemudian dibawa ke dalam rumah dan meninggal pada sore hari.
Menurut Ridha Saleh, saat ini Komnas HAM masih menyelidiki korban yang meninggal dan korban yang tertembak. "Kita sedang dalam pendalaman tentang korban yang meninggal dan yang ditembak," katanya.
Sumber : Tempo
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara Mudah, Cepat Dan Tanpa Resiko Membuat Uang Secara Online, Ikutan Gabung yuk ! Klik Disini !
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar