JAKARTA- Selain aparat keamanan, PT Silva Inhutani Lampung (SIL) juga merekrut Pasukan Pengamanan Masyarakat (PAM) Swakarsa untuk mengamankan tanah di Kabupaten Mesuji, Lampung. Setiap pekannya, perusahaan yang mendapatkan izin dari Menteri Kehutanan itu menggelontorkan dana sekitar Rp70 juta untuk biaya pengamanan Pam Swakarsa.
Pengakuan itu disampaikan mantan anggota Pam Swakarsa PT SIL, Abdul Majid alias Trubus, di Jakarta, Selasa (10/1/2012). Trubus mengatakan, uang sebanyak itu digunakan untuk membayar lebih dari dua ratus Anggota Pam Swakarsa.
Selain mendapatkan makan dan rokok, perusahaan juga memberikan uang Rp50.000 kepada Anggota Pam Swakarsa setiap hari. Dia berterus terang, selama menjadi Anggota Pam Swakarsa dalam sebulan upahnya mencapai Rp3 juta.
Uang itu di luar dari makan dan rokok yang diberikan PT SIL. Upah Trubus lebih tinggi dari Anggota Pam Swakarsa lainnya yakni Rp100 ribu per hari. Maklum, posisi Brutus dalam Pam Swakarsa sebagai intel. Tugasnya, mencari tahu para warga yang dianggap vokal. Setelah melaporkannya, perusahaan menetapkan orang tersebut sebagai target atau masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Itulah sebabnya, upah Brutus lebih tinggi dari yang lainnya. Sebab, pekerjaannya nyaris tidak mengenal waktu. "Kalau dihubungi jam dua malam, ya harus siap. Disuruh kemana saja harus siap," kata Trubus.
Kendati demikian, dia mengaku tidak tahu bagaimana tiba-tiba aparat bisa menangkap dan menahan orang-orang yang ditetapkan sebagai target oleh perusahaan. Alasan itulah yang membuat Trubus menduga bahwa aparat diduga dibayar perusahaan.
Menurutnya, penangkapan terhadap warga merupakan tindakan sewenang-wenang. Pasalnya, aparat menangkap warga dengan tuduhan yang tidak jelas. "Setelah ditahan, baru warga yang ditangkap dikenakan tuduhan menggunakan UU Kehutanan," jelas Trubus.
Ironisnya, kata dia, saksi yang dihadirkan dalam persidangan adalah saksi palsu. Pasalnya, sebagian besar saksi merupakan Anggota Pam Swakarsa yang tidak tahu apa-apa. Dia menduga saksi tersebut dibayar. "Saya pernah diminta jadi saksi. Tapi, saya tidak mau," tuturnya.
Warga Mesuji, Lampung, itu menceritakan, awalnya PT SIL merekrut warga yang mau menjadi Pam Swakarsa untuk menjaga kawasan hutan di tanah register, Kabupaten Mesuji, Lampung. Namun, semakin lama mereka diperintahkan untuk mengamankan tanah register dari warga setempat.
Bahkan, Anggota Pam Swakarsa dipaksa untuk membawa golok. "Kalau ada yang tidak bawa disuruh pulang. Bawa pisau juga disuruh pulang. Harus bawa golok atau pedang," akunya.
Rupanya, pekerjaan menjadi Pam Swakarsa membuat Trubus mengundurkan diri. Dia mengaku sering berhadapan dengan teman sendiri saat mengamankan tanah register. Batinnya bergejolak. "Hati nurani saya berontak. Saya berani mempertanggung jawabkan dunia dan akhirat, apa yang saya katakan adalah benar," ungkapnya.
Koordinator Penyelesaian Sengketa Lahan PT SIL, Danil, memilih untuk bungkam ketika dikonfirmasi mengenai kebenaran biaya pengamanan Pam Swakarsa sekitar Rp70 juta per minggu. "Saya lagi nyetir mobil. Sudah ya pak," kata Danil seraya mematikan ponselnya.
Sumber : Oke Zone
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara Mudah, Cepat Dan Tanpa Resiko Membuat Uang Secara Online, Ikutan Gabung yuk ! Klik Disini !
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar