---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PURWOREJO - Direktur Utama (Dirut) PDAM Hesti Lilianti SH mengaku prihatin dengan kondisi warga di Desa Mudalrejo dan Loano, Kecamatan Loano sering memanfaatkan pipa PDAM untuk penyeberangan.
"Pipa itu untuk instalasi air bersih, bukan jembatan penyeberangan. Penyeberangan melalui pipa itu sangat membahayakan keselamatan, di samping juga bisa merusak instalasi," katanya.
Disebutkan Hesti, jembatan pipa idealnya ada pengaman balok-baloknya. Tapi selama ini balok-balok pengaman dan besi yang sudah dipasang PDAM justru sering hilang jadi sasaran pencurian. Tahun ini, sambungnya, PDAM menganggarkan pemeliharaan dan rencananya akan langsung dicor beton agar aman dari aksi pencurian. Dia berharap warga tidak lagi memanfaatkan pipa itu sebagai jembatan penyeberangan lantaran sangat membahayakan.
Sementara itu, kebiasaan anak-anak sekolah meniti pipa PDAM saat berangkat dan pulang sekolah ternyata sudah berlangsung puluhan tahun. Anak-anak sekolah generasi sebelumnya juga mengalami perjuangan serupa, hingga "mipo" bagi warga Loano juga dianggap semacam tradisi turun-temurun.
Kepala Desa Mudalrejo, Hartono meyakini, apa yang dilakukan anak-anak sekolah di desanya sehingga berani meniti pipa PDAM saat pergi dan pulang sekolah tidak lebih karena sebuah keterpaksa. Terlebih memang tidak ada akses jalan lain yang bisa dilalui untuk sampai ke sekolah dengan cepat. Upaya yang biasa dilakukan pemerintah desa dan warga setempat yakni membuat sasak bambu di atas batu-batu kali. "Tapi itu kalau musim kemarau saja, setiap tahun buat sasak, namun setiap musim hujan tiba sasak bambu itu pasti hilang terbawa banjir,"
Selain itu, warga dan pemerintah desa juga sudah pernah mengusulkan pembangunan jembatan gantung sekitar tahun 1990. "Saat itu, pemkab bahkan sudah melakukan pengukuran bersama dinas terakit, namun entah kenapa hingga kini tidak jadi terealiasi," imbuhnya.
Hartono mengatakan, usulan pembuatan jembatan merupakan aspirasi warga yang sangat membutuhkan akses ke kota dengan mudah tanpa harus memutar. Antusiasme warga bahkan sudah terlihat dengan sebuah ritisan jalan sebagai akses menuju jembatan.
Saat diusulkan, rencana jembatan gantung itu akan dibangun di Dusun Onggopaten, Desa Mudalrejo dan terhubung di sisi barat dengan Dusun Gembulan, Desa Loano. Warga Onggopaten bahkan sudah merelakan sebagian tanah sawahnya untuk dibebaskan sebagai jalan. "Saat itu jalan sudah dirintis, sebanyak 15 warga Onggopaten menyerahkan jengkal sawahnya untuk dibebaskan dan dijadikan jalan."
Letak jembatan yang disusulkan warga berjarak sekitar 50 meter dari titik pipa PDAM. Menurut Hartono, jika jembatan tersebut terealiasi, pemerintah desa akan menutup pipa PDAM yang kini sering digunakan menyeberang anak sekolah dan sebagian warga. "Namun karena tidak ada jalan atau jembatan, kami sendiri kuwalahan untuk melarang anak-anak. Tidak hanya anak-anak sekolah 70 persen warga Onggopaten yang akan ke pusat kota sering memilih meniti pipa itu karena lebih dekat memotong kompas," ujarnya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar