---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MAGELANG — Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2012 di Kabupaten Magelang berjalan unik dan menarik, Rabu kemarin. Puluhan wartawan dan seniman menggelar 'ritual jamasan' terhadap peralatan kerja jurnalis seperti kamera, kamera video, tape recorder, blocknote sampai ID Card.
Mereka mengenakan pakaian adat Jawa mulai baju lurik hingga kain jarik dan ikat kepala. Acara ini diikuti oleh seluruh wartawan yang biasa melakukan peliputan di wilayah Kabupaten Magelang. Para wartawan ini tergabung dalam Forum Jurnalis Magelang (FJM). Peringatan HPN 2012 ini diawali dengan doa bersama. Selanjutnya, para awak jurnalis melakukan kirab peralatan kerja. Mereka membawa dua nampan besar, satu untuk membawa tumpeng dan satu lagi membawa piranti liputan.
Prosesi ritual ini dipimpin oleh Umar Khusaini dari Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI). Kirab wartawan berakhir di bawah pohon Munggur raksasa di Pondok Tingal, Borobudur. Seluruh piranti ritual seperti, kamera, tumpeng dan air suci kemudian diletakkan di bawah pohon.
Sejumlah seniman KSBI kemudian melakukan performance art untuk menggambarkan proses kerja dan tantangan seorang wartawan. Wartawan yang dalam pekerjaannya dituntut untuk selalu obyektif, independen dan membela kebenaran diganggu oleh kepentingan tertentu yang dilambangkan sebagai buto cakil.
Buto Cakil ini mencoba merebut kamera wartawan dan kemudian mempengarungi pemberitaan. Namun, berkat kekompakan dan kesolidan para wartawan, pengganggu tersebut bisa dipinggirkan. Selanjutnya, peralatan kerja wartawan dibersihkan dengan menggunakan air suci dan bunga mawar.
”Performance ini merupakan ilustrasi bahwa selama melaksanakan tugas jurnalistik wartawan selalu mendapat gangguan dari kepentingan tertentu. Ini mengingatkan kami untuk selalu obyektif, independen dan membela kebenaran," kata Ketua FJM Muhtar Lutfi.
Umar Khusaeni mengatakan prosesi jamasan ini dilakukan supaya wartawan bisa selalu menunaikan tugasnya dengan baik dan dilindungi Allah SWT. Ia pun mengajak semua seniman dan budayawan untuk mendoakan para kuli tinta. ”Semoga para wartawan Magelang dalam melakukan peliputan selalu mendapatkan lindungan dari Tuhan,” tambah dia.
Kapolres Magelang AKBP Guritno Wibowo mengatakan pihaknya ingin bersinergi dengan FJM dalam upaya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Ia mengakui peran wartawan sangat penting dalam menyosialisasikan informasi kepada masyarkat. ”Tetaplah independen, berimbang dan sesuai realitas,” pinta AKBP Guritno Wibowo.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
-Hari Pers Nasional, Wartawan Gelar Ritual
-Petani Merapi Panen Ketela Raksasa
-FLPP Dihentikan, Beratkan Kinerja Developer
-Stok Berlebih, Harga Cabai Merosot
-Sekolah Autis Butuh Perhatian Serius
-PPSM kalahkan PSIS Semarang 3-2
-Pemkot- Investor Dinilai Ulang Kesalahan
-Seniman Merapi rintis patung topeng batu
-50 Ha Hutan Gunung Merbabu Direhabilitasi
-2012, Prospek Bisnis Jasa Pos Berpotensi Naik
-Petani Merapi Panen Ketela Raksasa
-FLPP Dihentikan, Beratkan Kinerja Developer
-Stok Berlebih, Harga Cabai Merosot
-Sekolah Autis Butuh Perhatian Serius
-PPSM kalahkan PSIS Semarang 3-2
-Pemkot- Investor Dinilai Ulang Kesalahan
-Seniman Merapi rintis patung topeng batu
-50 Ha Hutan Gunung Merbabu Direhabilitasi
-2012, Prospek Bisnis Jasa Pos Berpotensi Naik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar