------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PURWOREJO - Pengembangan biodiesel berbahan baku buah nyamplung memiliki prospek yang cukup cerah. Pasalnya, ketersediaan minyak dari bahan fosil semakin menipis, sehingga harganya terus melambung. Sedangkan persediaan nyamplung sebagai bahan dasar biodessel sangat banyak dan dapat dibudidayakan.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS saat mendampingi DPRD Jawa Tengah saat meninjau lokasi produksi biodiesel nyamplung di Desa Patutrejo Kecamatan Grabag Purworejo. "Peluangnya sangat bagus dan layak untuk dikembangkan," katanya.
Disebutkan, luas area hutan nyamplung di wilayah Jawa Tengah saat ini mencapai 1.330 hektare. Jumlah itu masih bisa diperluas lagi dengan penambahan populasi di hutan-hutan rakyat.
Disebutkan Puryono, dari tiga wilayah percontohan biodiesel nyamplung di Indonesia, hanya di Purworejo yang masih bisa beroperasi meski diakui sempat macet karena selama tahun 2010 kemarin buah nyamplung tidak berproduksi akibat hujan sepanjang tahun.
Sementara ini, dari Desa Patutrejo itu setiap hari bisa memproduksi rata-rata 250 liter biodiesel dengan hanya menggunakan satu mesin. Harganya dijual Rp 8.000 hingga Rp 9.000 per liter.
Dia menyakini jika kemampuan produksinya ditingkatkan harganya bisa mencapai Rp 7.500 per liter, jauh lebih murah dibandingkan BBM solar tanpa subsidi yang mencapai Rp 9.000 per liter.
Ditegaskan, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo sangat tertarik untuk mengembangkan solar berbahan bakar nabati ini. "Bupati Purworejo diminta membuat proposal pengembangan agar Jawa Tengah bisa memprakarsai produksi biodiesel alternatif," katanya.
Ditambahkan Puryono, biodiesel nyamplung sangat prospek dikembangkan di kampung-kampung nelayan. "Mereka bisa memproduksi sendiri di rumah. Bahkan bisa meningkatkan kesejahteraan untuk mengisi waktu-waktu luang," katanya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
-Cerah, Prospek Biodiesel Tanaman Nyamplung
-Pintu Irigasi Jebol, 3.665 Ha Sawah Terancam
-Korban Laka Maut di Purworejo Menjadi Empat Orang
-Harga Sembako Merayap Naik
-Pintu Irigasi Jebol, 3.665 Ha Sawah Terancam
-Korban Laka Maut di Purworejo Menjadi Empat Orang
-Harga Sembako Merayap Naik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar