---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MAGELANG - Selisih harga Bahan Bakar Minyak (BBM) antara yang bersubsidi dan non subsidi yang besa, yakni sekitar Rp 5000/liter, akan mengakibatkan banyak konsumen lari ke penjualan BBM eceran.
"Karena berdasarkan pengalaman, sejak harga Pertamax naik menjadi Rp 10.000/liter, konsumen BBM jenis itu menjadi berkurang," kata Yudhi Mulayantoro, Pengawas SPBU Banyubiru, Dukun, Magelang, Senin (23/4).
Seperti diberitakan, mulai Mei 2012 pemerintah memberlakukan pembatasan BBM bersubsidi dengan melarang mobil berkapasitas mesin di atas 1.500 cc membeli BBM bersubsidi.
Menurut dia, sejak harga Pertamax naik menjadi Rp 10.000/liter, volume penjualan bahan bakar jenis itu di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan bakar untuk Umum (SPBU) daerah Magelang, tak ada yang lebih dari 100 liter/hari.
"Sejak harga Pertamax naik, volume pembelian bahan bakar jenis itu turun dari sekitar 100 liter/hari menjadi 80 liter/hari. Karena itu sampai sekarang kami belum memiliki tangki Pertama," kata Mustofa, Pengawas SPBU di Jalan Sukarno-Hatta Magelang.
Dengan adanya kebijakan pembatasan pembelian BBM bersubisidi, menurut Yudhi Mulayantoro, Pengawas SPBU Banyubiru, volume penjualan Pertamax tak serta merta melonjak. Karena terdapat celah yang bisa dimanfaatkan konsumen untuk menyiasati situasi.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar