---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MAGELANG -Beragam kegiatan dilakukan warga korban banjir lahar untuk memeringati Hari Kartini, 21 April 2011. Seperti dilakukan siswa-siswi SD Negeri Patra Sirahan, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Sabtu (21/4).
Siswa-siswi korban banjir lahar dari Kali Putih itu memperingati Hari Kartini dengan sungkeman. Mereka mencium tangan guru dan orang tua kemudian membasuh kedua kaki mereka dengan air kembang.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan mereka kepada ibu dan para guru yang merupakan perwujudan sosok Kartini masa kini. Kartini sendiri merupakan sosok pahlawan yang memperjuangkan kebebasan dan persamaan hak terhadap kaum wanita.
Prosesi ini dimulai dengan menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini. Sebanyak 70 siswa SDN Sirahan berbaris rapi di halaman sekolah. Setelah guru dan orang tua mereka duduk di kursi, satu-satu persatu siswa maju untuk mencium tangan dan membasuh kaki mereka.
Para guru kemudian mengelus kepala siswa sambil mendoakan mereka satu persatu. Prosesi ini berlangsung sekitar satu jam. Sejumlah guru dan orang tua murid tampak terharu dengan penghormatan yang dilakukan siswa ini. "Kami ingin menjadi seperti Kartini agar bisa berguna untuk sesama," kata Febriani Cahyaningtyas, salah satu siswi.
Menurut dia, banyak di antara siswa merupakan korban banjir lahar dari Kali Putih. Hingga kini masih banyak siswa yang harus tinggal di hunian sementara. Bangunan sekolah SDN Sirahan bahkan sempat beberapa kali terendam material sehingga dievakuasi. Dia berharap sekolahnya yang baru akan aman dari ancaman lahar.
Menurut Salah satu guru Ruminah (53) Kartini merupakan sosok pahlawan wanita yang pantas dijadikan contoh bagi anak-anak jaman sekarang. Kegiatan ini juga juga dimaksudkan untuk meningkatkan semangat nasionalisme dan rasa kebersamaan. Apalagi kawasan sekitar bantaran Kali Putih tengah terkena musibah banjir lahar.
"Kami sengaja melibatkan orang tua murid agar anak-anak bisa belajar menghormati guru dan orang tua mereka. Ini untuk menanamkan rasa hormat dan menghormati orang lain yang lebih tua," kata dia.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
-Hari Kartini, Siswa Korban Lahar Basuh Kaki Guru
-Borobudur Interhash Dongkrak Pariwisata
-Kuliner Magelang : Kupat Kenangan
-Karnaval Malam Sedot Perhatian Ribuan Warga Magelang
-Dua Sungai Di Lereng Merapi Dinormalisasi
-Kemah budaya Borobudur tumbuhkan "kecerdasan kompleks"
-Ruwat Rawat Borobudur untuk Tolak Bala
-Borobudur Interhash Dongkrak Pariwisata
-Kuliner Magelang : Kupat Kenangan
-Karnaval Malam Sedot Perhatian Ribuan Warga Magelang
-Dua Sungai Di Lereng Merapi Dinormalisasi
-Kemah budaya Borobudur tumbuhkan "kecerdasan kompleks"
-Ruwat Rawat Borobudur untuk Tolak Bala
Tidak ada komentar:
Posting Komentar