---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
TEMANGGUNG - Angin kencang yang terjadi dalam dua minggu ini di Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, juga menyebabkan puluhan hektar tanaman sayuran yang siap panen rusak. Petani kehilangan hasil panen sekitar 80 persen hingga 100 persen.
"Seribu tanaman kubis yang biasanya menghasilkan 1,5 ton hingga dua ton kubis, saat ini hanya menghasilkan maksimal satu kuintal kubis saja," ujar Jafar Sodiq, kepala Dusun Kramat, Desa Tegalrejo, Kecamatan Ngadirejo, Minggu (15/4/2012).
Di Dusun Kramat terdapat 14 hektar tanaman sayuran, dan di lima dusun di Desa Tegalrejo terdapat sekitar 20 hektar lahan sayuran. Saat ini tanaman-tanaman sayuran tersebut berada dalam kondisi yang sama, dengan tingkat kerusakan hasil panen yang cukup parah.
Mistur, petani lainnya, mengatakan, parahnya kerusakan hasil panen ini begitu memukul petani, karena rata-rata harga sayuran saat ini sedang terpuruk.
Harga kubis berkualitas bagus yang sebelumnya mencapai Rp 1.500 per kilogram (kg), saat ini turun menjadi Rp 700-Rp 800 per kilogram (kg). "Untuk kubis yang nyaris busuk seperti hasil panen sekarang ini, harga pun anjlok hanya mencapai Rp 300-Rp 400 per kg," ujarnya.
Angin kencang
Sementara itu, angin kencang yang terjadi Sabtu (14/4/2012) merusak areal tanaman padi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Gimun (65), salah seorang petani di Dusun Pendem, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, mengatakan, sekitar 2.000 meter persegi tanaman padi miliknya yang masih berusia 3,5 bulan, ambruk diterpa angin kencang, Sabtu petang.
"Jika biasanya saya biasa mendapatkan hasil panen sekitar tiga kuintal gabah kering panen , setelah bencana angin kencang ini, diperkirakan hasil panen tidak akan lebih dari dua kuintal gabah saja," ujarnya.
Hingga Minggu ini tanaman padi milik Gimun dibiarkan berada di sawah. Tanaman padi belum sepenuhnya menguning karena baru siap dipanen sekitar dua minggu lagi.
Cipto (70), petani lainnya yang memiliki 1.000 meter persegi tanaman padi, juga mengeluhkan hal serupa. Apalagi penurunan produksi ini terjadi bersamaan harga gabah turun dari gabah kering panen (GKP) harga Rp 3.500 per kg menjadi Rp 3.000 per kg.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar