JAMU SESAK NAFAS, ASMA SEMBUH PERMANEN

Kabar gembira, Bagi anda atau saudara/teman anda yang menderita sesak napas,asma, karena merokok atau sebab lain, kini tersedia obatnya, InsyaAllah sembuh, 90 % pasien kami sembuh total, minimal bebas kertegantungan obat. Bagi anda yang ingin mencoba (sample gratis), SMS nama dan alamat , kirim ke 081392593617. Klik Disni

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sabtu, 05 Mei 2012

Berita Magelang : Saatnya Air Berkah Tiba di Candi Mendut

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Oleh M. Hari Atmoko
KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYATCandi Mendut di Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (27/5/2010). Candi Buddha ini didirikan sekitar abad IX dan pada tahun 1836 candi ini digali dari reruntuhan serta semak-semak.
Tetesan-tetesan air turun dari mendung di langit Candi Mendut, namun tak melaju menjadi hujan ketika Biksu Tadisa Paramita Sthavira bersama ratusan biksu lainnya melafalkan doa-doa di depan altar dengan patung Sang Buddha Gautama di tengahnya.
Di pelataran Candi Mendut sore itu, ratusan umat Buddha bersama para biksu berbagai dewan sangha Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) menyambut kedatangan air berkah Waisak 2012. Air itu mereka ambil dari Umbul Jumprit, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, di lereng Gunung Sindoro.
Tiupan angin beberapa saat menyusul di sekitar candi yang berlokasi sekitar tiga kilometer timur Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, itu membuat dedaunan dari pohon beringin cukup besar dan berusia tua dengan akar-akar tunjangnya bergelantungan di halaman candi itu rontok serta beterbangan.
Sebagian daun jatuh di pelataran candi, lainnya di atap tenda besar bewarna putih tempat mereka bersembahyang, sedangkan "satu dua" daun menyusup jatuh di altar tempat air berkah Waisak diletakkan.
Biksu Tadisa yang juga Koordinator Vidyaka Sabha Walubi itu didampingi seorang biksu lainnya mengambil satu bokor berisi air dari altar kemudian berjalan memerciki air berkah lainnya yang telah dikemas dalam ratusan botol plastik dan ditata di satu meja di pelataran Candi Mendut.
Ia kemudian kembali ke depan altar yang berhiaskan antara lain rangkaian bunga dan buah, 70 kendi berisi air, lilin aneka warna, serta patung Sang Buddha berwarna kuning keamasan tersebut di sisi barat candi itu.
"Semoga semua makhluk berbahagia. Sadu, sadu, sadu," katanya dalam kalimat akhir persembahyangan yang dipimpinnya.
Para umat dan biksu lainnya yang berkumpul di bawah tenda itu secara bersama-sama mengucapkan "Amitabha" ketika Biksu Tadisa menutup doanya dengan mengucap kalimat "Amitabha" itu.
Air berkah yang dibawa dengan 70 kendi dari Umbul Jumprit Desa Tegalrejo, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, itu oleh para biksu dan umat diangkut dengan mobil hias tiba di pelataran Candi Mendut pukul 14.11 WIB.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama Joko Wuryanto dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Walubi Siti Hartati Murdaya menyambut kedatangan air itu serta bersama para biksu meletakkannya di altar tersebut.
"Saat ini rangkaian hari bahagia umat Buddha memperingati Trisuci Waisak untuk mengenang kelahiran Sidharta Gautama, pencapaian kesempurnaan Sang Buddha, dan wafat Buddha Gautama," kata Hartati.
Suasana takzim yang cukup kuat terasakan ketika para bhiksu dewan sangha secara bergantian membacakan doa, parita, dan mantra suci dalam prosesi ritual penyucian air berkah Waisak di pelataran Candi Mendut.
Sesekali terdengar suara genta, lonceng kecil, dan kentongan yang mereka tabuh dalam prosesi persembahyangan itu.
Air berkah itu, satu di antara sejumlah sarana puja umat Buddha, saat Waisak yang puncaknya akan jatuh pada Minggu (6/5) ditandai dengan meditasi detik-detik Waisak pukul 10.34.49 WIB di pelataran Candi Mendut.
Para biksu dan umat akan mengambil api dharma dari sumber api alam di Mrapen, Kabupaten Grobogan, Jateng, Sabtu (5/4). Api itu juga akan dibawa ke Candi Mendut dan bersama air berkah tersebut, pada Minggu (6/5) setelah mereka meditasi detik-detik Waisak, diarak melewati Candi Pawon, menuju Candi Borobudur sebagai sarana puja agung Waisak 2012.
Puluhan ribu umat Buddha berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri akan menjalani puncak puja bakti Waisak 2012 di Candi Borobudur.
Setelah para biksu melakukan persembahyangan penyucian air berkah di depan altar Candi Mendut sore itu, kemudian mereka membagi diri dalam dua kelompok untuk selanjutnya berpradaksina, berjalan tiga kali mengelilingi candi itu searah jarum jam.
Para pimpinan biksu dewan sangha bersama Hartati Murdaya dan Ketua Dewan Perwakilan Daerah Walubi Jateng David Hermanjaya berpradaksina, di lorong Candi Mendut untuk kemudian menyemayamkan air berkah dalam kendi-kendi tersebut di altar dalam candi, di bawah patung besar Sang Buddha. Satu lainnya berpradaksina di pelataran Candi Mendut dalam iringan tembang rohani buddhis.
"Air menjadi simbol kesucian yang ingin dicapai umat, air selalu ada dalam doa-doa umat Buddha. Air yang banyak gunanya itu juga simbol ketenteraman kehidupan manusia," kata David.
Para umat Buddha akan membawa pulang ke rumah masing-masing air berkah itu setelah selesai menjalani rangkaian perayaan Trisuci Waisak yang pada 2012 itu bertema "Cinta Kasih dan Welas Asih".
Biksu Sapta Virya dari Wihara Avalokitesvara Jakarta Barat yang juga Sekretaris Jenderal Sangha Mahayana Tanah Suci Indonesia mengatakan, air yang selalu bergerak ke tempat yang lebih rendah juga menjadi simbol pentingnya umat manusia selalu rendah hati.
"Air menjadi simbol bagi umat manusia untuk selalu mengutamakan sikap rendah hati, selalu melihat ke bawah sebagaimana air turun ke bawah. Jadi pemimpin mau melihat kesusahan dan penderitaan orang lain," katanya.
Prosesi ritual para biksu bersama umat Buddha yang berakhir menjelang petang itu untuk menyemayamkan air berkah Waisak di Candi Mendut, tetapi refleksi mereka menuju kepada penguatan sikap rendah hati yang bakal terus tergenggam dalam kehidupan setiap hari.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bisnis Online Paling Meunguntungkan
Aduh maaak, terima kasih Tuhan, terima kasih webmaster. Saya bisa kuliahkan anak dan membantu biaya berobat ibu saya yg sakit dengan dana ini. Setelah itu saya betul2 percaya bahwa program bisnis ini bener2 bekerja. Sejak itu saya mulai aktif mempromosikan bisnis ini ke siapa saja, lewat email, milis, sms, dll. Sekarang hasilnya sudah lebih dari 500 juta masuk ke rekening bank saya. Sekali lagi terima kasih webmaster program 5 milyar
. Klik Disini

Salam, Bambang Widjatmoko, Surabaya (Kesaksian)

Informasi penting: Teknik Membeli Rumah Terbaik

Masukkan nama & email anda di sini dan dapatkan informasi properti diatas, GRATIS!

Nama:

Email:

Wirausaha Mobil Bekas Pasang Iklan Rumah Kontak Jodoh