---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MAGELANG - Komisi C DPRD Kota Magelang akhirnya memanggil Satuan Tugas (Satgas) Pengelola Stadion Madya yang dipimpin Agus Susatyo. Pemanggilan ini dalam rangka mengklarifikasi soal rumput lapangan stadion.
Agus yang kesehariannya menjabat Plt kepala DPU Kota Magelang didampingi Wakil Ketua Satgas Handini Rahayu, Ketua Harian Supriyadi , Marsudi dan Kun Arstanti, keduanya menjabat sekretaris Satgas.
Berdasarkan keterangan mereka, terganggunya pertumbuhan rumput di stadion yang sudah menghabiskan anggaran Rp 125 miliar, karena kelangkaan air.
Itu dipicu keterbatasan daya listrik untuk menghidupkan pompa air guna penyiraman menggunakan water gun. ”Untuk menghidupkan pompa air dibutuhkan daya listrik di atas 90 ribu watt dengan tiga phase. Sekarang kita baru proses pengadaan,” kata Wakil Ketua Satgas Handini di depan rapat kerja Komisi C, kemarin (1/5).
Dalam rapat kerja yang dipimpin Wakil Ketua Komisi C Ali Imron terungkap beberapa fakta lainnya. Diantaranya, penggunaan anggaran pemeliharaan stadion Rp 240 juta (bukan Rp 300 juta seperti ditulis koran selama ini), juga untuk keperluan di luar pemeliharaan rumput.
Diantaranya, untuk sewa kursi lipat ketika pertandingan, pembenahan paving stadion, pengecatan dan lainnya. ”Masak stadion sebesar dan semegah itu, masih ada pengeluaran sewa kursi lipat sebesar Rp 90 ribu saat ada pertandingan. Ini bukan termasuk biaya pemeliharaan stadion. Harusnya masalah kursi bukan menyewa tetapi disediakan melalui APBD tahun lalu yang besarnya Rp 5 miliar. Ini kebangetann,” kata salah satu anggota Komisi C Anto Lie Saputro.
Dalam rapat kerja itu , terjadi beberapa kali perang mulut antara anggota Komisi C Sriyanto dengan Agus Susatyo. Dari mulai pengadaan pompa air yang daya listriknya tidak bisa dicukupi genset, aliran listrik PLN hingga anggaran pemeliharaan yang dipotong dewan.
”Ini semua karena perencanaan tidak matang. Beli pompa air saja daya listriknya besar, sehingga tidak bisa digunakan. Ini jelas amburadul. Pompa itu tinggal dibuang di sungai saja. Kok, sepertinya cuma minta duit lagi, duit lagi. Apalagi di media diomongkan dewan memotong anggaran stadion. Padahal pengeluaran tersebut sudah cukup besar, asal digunakan dengan pas,” kata Sriyanto.
Agus menilai pernyataan Sriyanto sudah di luar koridor. Bahkan ia balik mengingatkan pernyataan Sriyanto soal rumput stadion yang akan mati. ”Nyatanya, sekarang hidup. Itu semua di luar koridor. Pompa masih bisa digunakan. Soal dana dipotong, kami tidak pernah ngomong ke media seperti itu. Kami hanya menyatakan pengajuannya Rp 700 juta tapi disetujui dewan Rp 240 juta,” kelitnya.
Keduanya sempat berdebat sengit sebelum akhirnya ditengahi anggota Komisi C lainnya, Salafudin. ”Soal stadion, dari awal tidak ada perencanaan yang jelas. Semua sepotong-potong dan tidak ada keberlanjutan yang jelas. Faktanya, meski sudah dikucurkan hingga Rp 125 miliar, dari semula hanya sekitar Rp 80 miliar, stadion ini belum selesai,” tegasnya.
Usai klarifikasi, Komisi C dan Satgas melakukan peninjauan lapangan. Dalam peninjauan ditemukan fakta penyiraman rumput lapangan tidak bisa menggunakan pompa air. Namun hanya mengandalkan hujan dan semprotan mobil pemadam kebakaran.
”Rumput yang kecoklatan, memang karena pupuk. Seharusnya setelah dipupuk, ada hujan atau disiram air cukup banyak. Tetapi hanya mengandalkan hujan atau mobil damkar, makanya seperti ini (kecoklatan),” keluh Sekretaris Satgas Pengelola Stadion Madya Marsudi.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
-Tak Hanya Pelihara Rumput
-Rela Kepanasan, Siswa Tampilkan Kesenian Tradisional Soreng
-Seni kerakyatan medium pendidikan seminari
-Umat Budha di Magelang gelar bakti sosial jelang Waisak
-Timnas dikirab keliling Kota Magelang
-"Srawung Seni Segara Gunung" Jadi Gerakan Kebudayaan
-Timnas Ujicoba di Magelang Tiket Nontonnya Ludes
-SAMBUT INTERHASH, Pelaku Seni Pameran di Borobudur
-Bank Jateng Salurlan KUR Rp 1 Triliun Garap Potensi Pertanian-Rela Kepanasan, Siswa Tampilkan Kesenian Tradisional Soreng
-Seni kerakyatan medium pendidikan seminari
-Umat Budha di Magelang gelar bakti sosial jelang Waisak
-Timnas dikirab keliling Kota Magelang
-"Srawung Seni Segara Gunung" Jadi Gerakan Kebudayaan
-Timnas Ujicoba di Magelang Tiket Nontonnya Ludes
-SAMBUT INTERHASH, Pelaku Seni Pameran di Borobudur
-Terbuka Peluang Agen Penyalur TKI Perawat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar