---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
TEMANGGUNG - Angin sepoi-sepoi berembus diantara rimbunnya pepohonan di lokasi Umbul Jumprit, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung Jumat (4/5) pagi. Tak seperti hari-hari sebelumnya suasana Jumprit di lempeng Gunung Sindoro, yang biasanya senyap, dipadati ratusan biksu dari dalam maupun luar negeri yang tengah melakukan upacara pengambilan air suci di tempat tersebut.
Para biksu dari berbagai sangha, secara berurutan mengambil air suci itu kemudian di masukkan dalam kendi sembari memanjatkan doa-doa. Prosesi itu merupakan rangkaian dari perayaan Tri Suci Waisak 2556 BE/2012. Sebelumnya, mereka telah melakukan puja bhakti pensakraklan di altar di sekitar komplek Umbul Jumprit.
Ketua Panitia, Andreas mengatakan pada ritual itu, sejumlah sangha ikut serta yakni Teravada, Mahayana, Tantrayana, Mapan Bumi, serta sangha Madha Tantri. Sehari sebelumnya, para bhiksu dari berbagai aliran ini telah melaksanakan ritual Pindapata, di Klenteng Liong Hok Bio Kota Magelang.
"Setelah prosesi pengambilan air suci selesai dilakukan, hari ini juga langsung di bawa ke Candi Mendut untuk di sakralkan oleh Dewan Sangha. Selanjutnya, sebelum disemayamkan air berkah sebanyak 10 ribu botol dan beberapa kendi tersebut akan di bawa para anggota Sangha serta Umat Buddha Pradisna mengelilingi candi Mendut,"ujarnya.
Dirjen Bimbingan Masyarakat Buddha, Joko Wuryanto, mengatakan, air dari Umbul Jumprit ini akan menjadi sarana puja bakti pada perayaan Tri Suci Waisak pada 6 Mei 2012. Selain itu, air berkah ini dipercaya bisa juga untuk penyembuhan.
Ketua DPD Walubi Jateng, David Hermanjaya menjelaskan, bahwa pengambilan air di Umbul Jumprit ini merupakan rangkaian awal Tri Suci Waisak 2012. Pada hari Sabtu (5/5) akan dilakukan pengambilan api abadi dari Mrapen Kabupaten Grobogan.
Ketua Walubi, Siti Hartati Murdaya Menuturkan, air dari Umbul Jumprit ini akan disakralkan di Candi Mendut dan untuk dibagikan kepada umat di Candi Borobudur saat puncak perayaan Waisak nanti.
Dipilihnya sumber mata air Umbul Jumprit ini, menurut Murdaya, juga ada sejarahnya. Mata air Jumprit yang merupakan asal muasal Sungai Progo, telah ada sejak zaman nenek moyang. Jika dilihat benang merahnya, di kawasan ini terdapat makam seorang ahli nujum dari Kerajaan Majapahit yang berasas Hindhu-Buddha.
Dalam konteks ini, air menjadi sesuatu yang sangat tepat bagi simbol pencerahan. Pada setiap ritual, air juga selalu digunakan untuk mengalirkan getaran. Oleh karenanya, setiap tahunnya saat perayaan Waisak, Umat Buddha selalu mengambil air dari Umbul Jumprit.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar