Korban Lahar Dingin
MAGELANG, KOMPAS.com — Proyek pembangunan rumah bagi 746 keluarga korban banjir lahar dingin di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, akan dimulai pada 2012 hingga 2013.
Ini adalah kegiatan pertama dari program rehabilitasi dan rekonstruksi, pascabencana banjir lahar dingin yang terjadi pada akhir tahun 2010 hingga awal 2011.
Koordinator Lapangan Rekonstruksi dan Rehabilitas Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas (Rekompak), Jaka Martanta, Jumat (18/11/2011), mengatakan, 746 keluarga itu nantinya sekaligus akan direlokasi menempati rumah baru. Mereka akan meninggalkan tempat tinggal asal, yang sampai saat ini masih rawan terdampak bencana banjir lahar dingin.
Sebanyak 746 keluarga tersebut berasal dari 18 desa di lima kecamatan di Kabupaten Magelang, yakni Srumbung, Sawangan, Salam, Muntilan, dan Ngluwar. Rumah-rumah mereka rusak diterjang banjir lahar dingin.
Rekompak adalah lembaga dari Kementerian Pekerjaan Umum yang bertugas mendampingi warga korban banjir lahar dingin. Lembaga ini mendampingi dalam proyek pembangunan rumah dalam program rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana banjir lahar dingin ini.
Proyek pembangunan rumah bagi korban banjir lahar dingin ini mendapat alokasi dana Rp 27,602 miliar dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Dari jumlah itu, Rp 22,380 miliar atau Rp 30 juta per keluarga dialokasikan sebagai dana bantuan untuk pembangunan rumah. Sementara itu, dana sisanya Rp 5,222 miliar atau Rp 7 juta per keluarga, untuk bantuan dana pengadaan tanah. Rumah nantinya akan dibangun sendiri oleh warga.
Jaka mengatakan, warga dapat membangun rumah baru ini di tanahnya sendiri yang berlokasi di zona aman dari banjir lahar dingin. Namun, jika tidak memiliki tanah, warga dapat menyewa atau meminta bantuan dari pemerintah daerah untuk menyediakan tanah bagi mereka.
"Warga tidak akan kehilangan hak milik atas tanah tempat tinggal asal mereka. Sekalipun tidak diizinkan untuk mendirikan bangunan, warga tetap dapat memanfaatkan tanah tempat tinggal mereka untuk usaha-usaha produktif, seperti pertanian dan peternakan," ujarnya.
Hal ini tidak berlaku bagi warga Dusun Gempol, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, karena tanah mereka dipakai untuk proyek pelurusan alur Kali Putih.
Simbang Totok Wiharso, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang, menambahkan, 746 keluarga ini adalah data terakhir korban banjir lahar dingin yang terdata hingga 4 November 2011.
Karena banjir lahar dingin masih berpotensi terjadi dua tahun hingga tiga tahun mendatang, kerusakan baru masih akan terus didata dan diajukan untuk mendapatkan bantuan dana pada tahun anggaran berikutnya.
Sumber ; Kompas
Magelang Hari Ini : 20 Nopember 2011
-Jusuf Kalla, Relawan Harus Siap Hadapi Lahar Dingin
-Rumah untuk 746 Keluarga Dibangun Tahun 2012
-Macan kumbang masih hidup di lereng Merapi
-Jejak Macan Kumbang Ditemukan di Hulu Kali Putih
-PARIPURNA APBD 2012 KABUPATEN MAGELANG PANAS
-Pemanasan, Golfer SMGC Berlaga di Magelang
-Cita Rasa Khas Brongkos Pecel Mbok Teguh
-Ngaku Debt Collector, Rampas Motor Pelajar
-MESKI DENGAN PERALATAN TERBATAS ; E-KTP Kota Magelang Tetap Lancar
-Lebih Dari 9 Alat Berat Digunakan Menambang Pasir
-Bayi Baru Lahir Ditemukan dalam Kardus di Teras Rumah Kadus
Magelang Hari Ini : 20 Nopember 2011
-Jusuf Kalla, Relawan Harus Siap Hadapi Lahar Dingin
-Rumah untuk 746 Keluarga Dibangun Tahun 2012
-Macan kumbang masih hidup di lereng Merapi
-Jejak Macan Kumbang Ditemukan di Hulu Kali Putih
-PARIPURNA APBD 2012 KABUPATEN MAGELANG PANAS
-Pemanasan, Golfer SMGC Berlaga di Magelang
-Cita Rasa Khas Brongkos Pecel Mbok Teguh
-Ngaku Debt Collector, Rampas Motor Pelajar
-MESKI DENGAN PERALATAN TERBATAS ; E-KTP Kota Magelang Tetap Lancar
-Lebih Dari 9 Alat Berat Digunakan Menambang Pasir
-Bayi Baru Lahir Ditemukan dalam Kardus di Teras Rumah Kadus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar