BRONGKOS seperti halnya gudeg, bagi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya sudah tidak asing lagi. Keduanya merupakan masakan tradisional, yang sudah sejak zaman nenek moyang dahulu kala. Kini keduanya tetap eksis meski beragam menu 'modern' seperti hot dog, KFC dan lainnya, mulai merambah seiring datangnya era globalisasi.
Sementara agar tidak kalah dengan beragam menu makanan modern itu, sejumlah pemilik warung kuliner mulai berinovasi. Biasanya, mereka membuat masakan brongkos dari berbagai bahan, seperti daging tahu, kacang merah, telur, daging sapi dan lainnya. Hanya yang tidak banyak diubah adalah bumbu dasarnya. Bumbu brongkos tetap terdiri dari cabai, bawang merah, bawang putih, salam, laos, gula, garam dan kluwek.
Salah satu yang berhasil melakukan inovasi itu adalah Mbok Teguh (65), pemilik warung makan di Jalan Magelang-Kopeng tepatnya depan Kantor Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang. Ibu seorang anak ini, sejak awal 2000 lalu, membuat brongkos daging sapi dengan dicampur pecel. Soal rasa, tidak banyak yang berubah seperti brongkos pada umumnya. Hanya tambahan pecel inilah, yang membuat lidah para penikmat kuliner akan mendapati sensasi yang lain dari pada rasa brongkos yang selama ini dikenal. “Pedas dari pecel ini, sungguh nikmat. Terus terang, aneka sayuran dari pecel ini, menambah selera makan kita,” kata Wisnu, salah satu pelanggan brongkos pecel di warung ini.
Untuk menambah selera makan, hidangan brongkos pecel di tempat ini, biasanya ditemani segelas teh panas. Namun jika ada yang lebih suka minuman lain, di tempat ini juga disediakan di antaranya kopi. Sementara meski menu andalannya brongkos pecel, warung ini juga menyediakan beragam menu lain seperti pecel, tahu tempe bacem, soto ayam atau sapi, opor ayam, mangut dan lainnya. "Tidak semua pelanggan kami, suka brongkos pecel, karena itu, kami sediakan menu lain," kata Mbok Teguh yang mewarisi keahlian masak dari orangtuanya itu.
Untuk menuju tempat ini, dari arah Kota Magelang, bisa mengikuti rambu-rambu penunjuk arah ke objek wisata Kopeng, Salatiga. Namun sebelum sampai di objek wisata di Lereng Gunung Merbabu itu, sekitar 7 kilometer warung makan ini berada. Dari arah Kota Magelang, warung makan ini berada di sisi selatan jalan sekitar 10 kilometer di depan pasar dan Kantor Kecamatan Pakis.
Meski warung ini sudah kondang di Magelang dan sekitarnya, tempatnya masih saja bersahaja. Mungkin karena masih tetap melayani para pedagang di Pasar Pakis yang ingin sarapan atau makan siang di sini. Soal harga, baik rakyat biasa hingga artis dan pejabat pun, harga seporsi brongkos pecel tetap sama Rp 10.000.(Bagyo Harsono)-g
-Jusuf Kalla, Relawan Harus Siap Hadapi Lahar Dingin
-Rumah untuk 746 Keluarga Dibangun Tahun 2012
-Macan kumbang masih hidup di lereng Merapi
-Jejak Macan Kumbang Ditemukan di Hulu Kali Putih
-PARIPURNA APBD 2012 KABUPATEN MAGELANG PANAS
-Pemanasan, Golfer SMGC Berlaga di Magelang
-Cita Rasa Khas Brongkos Pecel Mbok Teguh
-Ngaku Debt Collector, Rampas Motor Pelajar
-MESKI DENGAN PERALATAN TERBATAS ; E-KTP Kota Magelang Tetap Lancar
-Lebih Dari 9 Alat Berat Digunakan Menambang Pasir
-Bayi Baru Lahir Ditemukan dalam Kardus di Teras Rumah Kadus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar