---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BANYUURIP - Hari Valentine atau sering disebut sebagai hari kasih sayang memiliki makna spesial dan banyak dirayakan sejumlah masyarakat.
Bagi perajin coklat, momen hari Valentine selalu ditunggu. Mereka ingin mendulang laba seperti tahun-tahun sebelumnya.
Inilah yang dialami perajin coklat, Yenni Tri Hernani, 30, warga Kledung Keradenan RT 01 RW 02, Banyuurip, Purworejo. Menjelang hari Valentine, dia mengaku omset dan order pesanan coklat meningkat lebih dari 50 persen.
"Hari biasa, paling membuat coklat lolipop untuk dititipkan di took makanan dan warung-warung terdekat. Saat menjelang Valentine seperti sekarang, order pesanan naik dua kali lipat," kata Yenni, kemarin (9/2).
Dibantu ibunya, Nanik Salbiyati, 50, dan empat saudaranya, Yenni mampu memasok hingga luar kota seperti Bali, Batam, Bogor, dan Jakarta.
"Kebetulan, selain menjual dengan sistem off line dengan menitipkan coklat di toko-toko di Purworejo, sekarang saya mencoba memasarkan coklat secara on line via jejaring social. Alhamdulillah, pesanan datang dari mana-mana," ungkapnya.
Menurut Yenni, coklat identik dengan Valentine. Karenanya, coklat buatannya berbentuk unik dan memiliki tekstur lembut dan manis. Sehingga, sangat tepat dipilih sebagai bingkisan atau hadiah untuk mengungkapkan rasa kasih sayang.
Sebagian besar pangsa pasar potensial coklat menjelang Valentine seperti sekarang adalah remaja. Di sekitar rumah sekaligus dapur produksi, banyak remaja tetangga yang memesan coklat dengan ornamen atau tulisan ucapan kasih sayang sesuai keinginannya.
"Jelang Valentine, banyak remaja yang pesan coco card (coklat bertuliskan ungkapan cinta, Red). Tren tahun ini, ada coco rose (coklat berbentuk bunga, Red) selain yang pertama tadi,” katanya.
Diungkapkan istri anggota TNI, usaha yang ditekuninya masih sebatas produksi rumahan. Tetapi dia optimistis, usahanya akan berkembang bagus.
Coklat produksi Yenni juga beragam. Selain lolipop, pesanan yang digarapnya ada coco tralin, coco crad, coco rose, dan coco bar. Soal harga, Yenni memasang harga coklat sesuai ukuran dan kerumitan pembuatan coklat. Yaitu mulai Rp 2.500 hingga Rp 30 ribu per biji, tergantung bentuk dan ukuran.
Diakui Yenni, dia mengawali usaha tersebut dengan iseng. Merasa penasaran dengan cara pembuatan coklat yang dipajang di toko makanan, dia mencari referensi di buku- buku dan internet. Dari belajar otodidak tersebut, Yenni mencari bahan baku coklat di pasar lokal. Sedangkan bahan lainnya seperti kain tile, platsik warp dan cetakan bahan silikon dan mika didapatkan dari Semarang dan Jogjakarta.
Pembeli coklat Heri Sugiarto mengatakan, perayaan valentine datang setahun sekali. Pria yang kini berusia , 30 tahun menegaskan, untuk mengungkapkan kasih sayang tidah harus pada pasangan kekasih, tetapi juga bisa diungkapkan ke orang tua atau anak.
"Saya pribadi dalam mengungkapkan rasa kasih sayang bisa setiap hari. Tetapi tidak ada salahnya pada momen tersebut, saya sengaja beli coklat untuk anak. Semoga bisa membuat kesan yang baik untuk ikatan kasih sayang," kata Heri.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar