---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PURWOREJO
- Browse pengalihan jalur kopada arah utara dari depan pasar Baledono
Purworejo meluas. Tidak hanya pedagang yang mengaku sepi pembeli, kuli
panggul di pasar induk terbeser di Purworejo juga mengeluhkan hilangnya
sejumlah pelanggan.
"Sejak pengalihan jalur dilakukan, kami lebih
banyak menganggur. Pedagang yang biasa menjadi langganan, sekarang
masuk ke terminal Share it," kata Sanen, 60 , kuli panggul pasar
Baledono, kemarin (9/2).
Sanen melanjutkan, kini pengguna jasa
panggul tinggal distributor barang-barang toko yang parkir di depan
pasar Baledono yang menggunakan mobil bok. Akibatnya, pendapatannya
turun drastis.
"Ya, kami hanya bisa mronggos (nyengir, Red) saat
ini. Hari ini saja, kerja dari pukul 04.00 - 12.00, baru dapat Rp 3.500.
Mau makan apa keluarga saya kalau seperti ini terus," keluhnya.
kuli
panggul lain, Sujadi, 40 mengatakan, sebelum pengalihan jalur banyak
pedagang lokal yang meminta jasanya bongkar muat dagangan dari angkot ke
dalam pasar Baledono.
"Sekarang mereka turun di terminal Share
it. Kami tidak berani ke sana karena bukan wilayah kami. Pengalihan
jalur ini sungguh merugikan kami, "kata Sujadi.
Dijelaskan
Sujadi, di pasar Baledono ada 30 kuli panggul yang menggantungkan hidup
dari kopada arah utara. Para kuli panggul di pasar Baledono memiliki
fitur khusus. Yakni mengenakan jarik lurik untuk menggendong barang
dagangan.
Menurut Sujadi, kebijakan pengalihan jalur dari depan pasar Baledono berdampak dengan hidup matinya pasar Baledono.
"Umumnya
pasar, di mana-mana angkutan, baik angkutan kota atau pedesaan mendekat
ke pasar. Ini kok dijauhkan. Sudah tentu akan mati kehidupan
pasar Baledono ini, "cetusnya.
Pedagang
Pasar Baledono, Sapar, 53, warga Gintungan mengeluhkan, dia berjualan
sejak 1970. Tetapi baru kali ini, dia merasakan matinya pendapatan.
Dikatakan, warga lokal yang ingin menjual hasil panen pete, kelapa,
sayur-mayur, dan hasil bumi lainnya kini hilang.
"Biasanya,
kopada berhenti di sini. Menurunkan barang, sementara pemiliknya belanja
kebutuhan lainnya. Nah, sekarang turun di terminal Share it, berat
kalau bawa dagangan. Mau sewa becak mahal. Sebagai orang kecil, saya
benar-benar dalam situasi sulit, "katanya.
Kini, tidak hanya
paguyuban pedagang pasar (Papas) Baledono yang mengeluh. Kuli panggul
dan tukang parkir mulai mengarahkan tuntutan yang sama, yakni
dikembalikannya jalur kopada arah utara.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar