---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PURWOREJO - Beberapa jenis hama menyerang tanaman padi seluas kurang lebih 194,5 hektare di sejumlah kawasan lumbung padi Kabupaten Purworejo. Meski tidak mengakibatkan puso karena intensitas serangan tergolong ringan hingga sedang, namun produksi gabah terancam turun. Tingginya serangan hama dipengaruhi faktor cuaca yang menyebabkan tingginya tingkat kelembaban pada sawah. Hama putih palsu menyerang padi seluas 124 hektare, tikus di 43 hektare sawah, pengerek batang 27 hektare dan tungro 0,5 hektare. Serangan hama terjadi di kawasan lumbung Kecamatan Grabag, Purwodadi, Banyuurip, Ngombol, Butuh serta wilayah Loano, Bener dan Bagelen.
"Hama putih dan tungro penyebabnya karena banyaknya hujan yang membuat sawah lembab. Namun, serangan dapat terkendali karena beberapa hari terakhir hujan jarang turun di Purworejo," ungkap Ir Eko Anang SW, Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) Purworejo, mewakili Kadistanhut Ir Dri Sumarno kepada KR, Selasa (7/2).
Kondisi cuaca yang belum menentu membuat pihak dinas menyiagakan petugas pemantau hama di tingkat kecamatan agar selalu melakukan pemantauan serangan. Menurutnya, ramalan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa curah hujan di Purworejo pada Februari 2012 akan di atas normal, bisa menjadi pemicu lonjakan serangan hama.
Selain itu, untuk mengantisipasi serangan, petani diminta untuk menerapkan pola tanam jejer legawa atau menanam padi dengan menyisakan ruang antarbaris tanaman. Baru sebagian kecil petani di Kecamatan Pituruh dan Banyuurip yang menerapkan pola tanam tersebut. Menurutnya, pola jejer legawa membuat kelembaban pada rumpun padi berkurang tanpa harus mengurangi populasi tanaman pada satu hamparan sawah.
"Konsep pola itu adalah sinar matahari harus bisa merata pada seluruh tanaman padi sehingga pertumbuhan maksimal, jadi harus diatur jarak antarrumpun," katanya.
Petani masih menganggap pola tersebut akan menurunkan produksi karena jumlah tanaman yang berkurang. Padahal berdasar survei ubinan Distanhut Purworejo, produksi padi pada sawah dengan pola jejer legawa meningkat 10-20 persen dibanding penanaman konvensional.
Petani di Desa Mudalrejo Loano, Mugono menambahkan, hama sundep menyerang lima hektare sawah di blok Onggopaten. Hama tersebut menyerang sejak tanaman padi ditanam. Meski tanaman tidak mati serangan tersebut dapat mengganggu produktivitas padi karena pertumbuhan tanaman terganggu.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar