---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
MAGELANG - Gedung DPRD Kota Magelang masih nyenyet. Ini sering belum kembalinya para anggota dewan dan jajaran sekretariat dewan (setwan) dari kegiatan ngelencer alias kunjungan kerja (kunker) sejak Senin (13/2).
Kondisi ini disayangkan kalangan mahasiswa. Mereka menilai keadaan tersebut potensial berdampak pada akuntabilitas pemerintah dan pelayanan masyarakat. Kepala Bidang Pengembangan Profesi Hukum dan Masyarakat (PPHM) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Magelang Zaenal Arifin menilai tidak seharusnya jajaran setwan meninggalkan tugas-tugas mereka tanpa alasan jelas. ”Harusnya setwan tidak ikut-ikutan pergi, bahkan tidak masuk kerja, ketika ada anggota dewan sedang kunker,” kata dia kemarin (16/2). enin (13/2). Tujuan kunker itu yakni Bali, Pontianak, dan Lombok.
Perilaku kalangan setwan itu, ujar dia, bisa dikategorikan sebagai penyelewengan sumpah jabatan. Bahkan, lanjutnya, dapat dikategorikan pemborosan uang negara. ”Kami kira tidak semua jajaran setwan mendampingi dewan kunker. Ketika jajaran setwan juga mengadakan kunker sendiri atau karena yang dilayani sedang kunker kemudian memilih untuk bolos, lha inilah yang kami maksud dengan pemborosan uang negara,” tuturnya.
Zaenal berharap lembaga-lembaga di Pemkot Magelang yang mempunyai tugas mengawasi kegiatan para pegawainya turun tangan mengusut kenyataan di setwan ini. Ini perlu dilakukan agar di masa depan diperoleh aparat pemerintah yang akuntabel dan kapabel dalam menjalankan tugas pelayanan publik.
”Kami menemukan beberapa hal seputar terhambatnya pelayanan publik karena kekosongan di setwan,” ujarnya.
Fakta soal terganggunya pelayanan publik akibat kosongnya setwan terlihat saat kedatangan Kepala Seksi Intel Kejari Magelang RH Widiarsa SH yang didampingi salah seorang stafnya di gedung dewan kemarin. Pria yang lama bertugas di Kejari Brebes tersebut bermaksud bertemu Sekwan Toni Agus Prijono atau Kabag Keuangan Dandang Wisnu Utomo.
Namun, rencana itu berantakan. Kedua pejabat yang hendak ditemui Widiarsa tidak berada di tempat.
Tidak hanya itu. Beberapa surat yang masuk ke setwan hanya sampai di meja pelayanan depan yang dijaga petugas keamanan kontrak. Tercatat, pada 13 Februari ada delapan surat yang masuk serta pada 14 dan 15 Februari masing-masing ada tiga surat. Sedangkan hingga siang kemarin kemarin terlihat ada satu surat masuk.
Kemarin hanya terlihat beberapa pekerja sedang membersihkan pendingin ruangan. Sementara ruangan-ruangan pimpinan setwan terkunci. Hanya tiga ruangan yang terbuka yakni tata usaha, keuangan, dan persidangan.
”Ya, masih sepi. Wong belum pada pulang,” ujar seorang petugas keamanan.
Kabag Humas Protokol dan Santel Pemkot Magelang Bambang Suprawata mengakui PNS yang ada di setwan masih menjadi tanggung jawab Sekretariat Daerah (Setda) Kota Magelang. "PNS di dewan secara struktural masih di bawah sekda. Tapi kalau kepergiannya beberapa hari ini ke mana, kami tidak tahu,” kata dia.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar